Pagi hari Marisa sedang bersiap untuk berangkat bekerja, sebelum berangkat dia berpamitan kepada kucingnya Bulan sambil memberikan makan di tempatnya.
"Bulan... kakak berangkat dulu ya, ini makananmu dan minumannya. jaga rumah ya sayangku," ucap Marisa sambil mengusap-usap pipi kucingnya.
"Meaow....Meaow...." Bulan langsung memakan makanannya di mangkuk berwarna merah muda.
Marisa pun pergi meninggalkan kamar kosnya, lalu dia pun melangkahkan kaki menuruni tangga. Saat keluar gerbang, dia terkejut saat melihat Joy berdiri di samping mobilnya dan melambaikan tangannya ke arah Marisa.
"Hai..." ucap Joy menyapa Marisa yang terkejut melihatnya.,
"kau kesini lagi." Marisa melangkahkan kaki mendekat ke arah Joy.
"Kau terkejut seperti itu, seperti melihat hantu saja." Joy tersenyum tipis melihat ke arah Marisa.
"Kau ada apa kemari?" tanya Marisa sambil melihat ke arah Joy.
"Aku ingin mengantarkanmu bekerja lagi," jawab Joy sambil melihat ke arah Marisa.
"Tidak mau..." Marisa dengan cepat menolak ajakan dari Joy.
"Kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Joy kepada Marisa yang menolak ajakannya.
"Bukan... Bukan seperti itu, tapi..." Marisa terdiam sejenak memikirkan soal yang terjadi kemarin saat Joy mngantarnya bekerja kemarin.
Joy mersa ada yang terjadi kemarin saat melihat Marisa terdiam dan menolak ajakannya, membuatnya merasa penasaran sekali.
"Kau kenapa sih? terdiam seperti itu? Apa aku pernah melakukan kesalahan?" tanya Joy dengan ekspresi wajah penasaran sekali.
"Sudah! Aku tidak bisa menjelaskan lagi, yang pasti aku tidak akan menerima tawaranmu. Sebaiknya kau pergi ya sekarang. Aku mau berangkat kerja dulu ya," pamit Marisa pergi meninggalkan Joy.
Joy terpaksa mengeluarkan kemampuannya dengan mengangkat telunjuknya lalu mengarahkannya ke arah kedua kaki Marisa.
Marisa tak bisa berjalan seolah kakinya ada yang menahan. Padahal saat dirinya melihat ke arah kakinya, tidak ada apa pun yang menghentikan langkahnya.
Joy dengan cepat menghampiri Marisa, lalu dia berdiri di depan wanita lugu itu. Saat melihat Joy yang berdiri di depannya sambil menyilangkan kedua tangannya, membuat Marisa merasa keanehan.
"Kau yang membuatku seperti ini," Marisa sudah bisa menebaknya dari tatapan Joy terhadapnya.
"Iya habis kau sendiri yang aneh, memang aku salah apa? Sehingga kau seperti itu denganku," jawab Joy dengan melihat Marisa.
"Lepaskan aku Joy, aku akan jelaskan jika kau melepaskan aku," pinta Marisa kepada Joy yang ada di hadapannya.
"Oke..." Joy dengan lembut lalu mengedipkan matanya sekali Marisa pun bisa menggerakkan kakinya.
Marisa merasa aneh sekali hanya dengan sekali kedipan saja. Dia sudah bisa menggerakkan kakinya seperti biasa.
"Kau sudah bisa bergerak, jadi kita bicara saja di jalan," Joy langsung menarik lembut tangan Marisa untuk masuk ke dalam mobilnya.
Marisa hanya terdiam pasrah saat tangannya ditarik oleh Joy. Melihat pria asing itu membukakan pintu mobil untuknya. Dia pun segera masuk ke dalam dan melihat Joy dengan cepat masuk juga ke dalam mobilnya.
"Pasang sabuk pengamannya, jangan lupa," ucap Joy sambil memasang sabuk pengamannya mengingatkan Marisa.
Marisa pun langsung memasangkan sabuk pengamannya, lalu Joy pun melajukan mobil untuk mulai jalan.
Ternyata April yang memarkirkan mobilnya jauh, melihat Marisa dan pria tampan itu masuk ke dalam mobilnya. Dia pun yang merasa penasaran, langsung mengikuti laju mobil yang ada di depannya.