Chereads / Kisah Hidup Ayumi / Chapter 1 - 1. Bab 1 : Di Meja Makan

Kisah Hidup Ayumi

🇮🇩Van_Jose
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1. Bab 1 : Di Meja Makan

"Ayumi bangun sayang.'' Terdengar panggilan dari luar kamarnya Ayumi, yang membuatnya Ayumi terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia membuka kedua matanya yang masih mengantuk dan melihat ke arah jam dingding, yang sudah menunjukan pukul 06.30 Wita. Ia langsung bergegas bangun dan duduk di pinggir tempat tidurnya.

Biar pun sekarang hari minggu, Ayumi harus tetap bangun pagi, kalau ia bangun siang papanya pasti memarahinya . Setelah tenaganya semua terkumpul, Ayumi bangun dari tempat tidurnya dan mengambil handuk putih yang tergantung di towel hanger yang menempel di dinding kamarnya. Ia segera bergegas masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Ia membersihkan diri dan mandi dengan air hangat. Tak butuh waktu lama, hanya 15 menit Ayumi selesai mandi. Ayumi memakai pakaian yang biasanya ia pakai dirumah dan menyisir rambutnya yang panjang.

Lalu ia keluar kamarnya untuk sarapan. Pagi ini begitu sepi, "Kemana Papa, Mama dan Kakeknya, biasanya Mereka duduk di ruang tengah sambil minum kopi." begitu Ayumi bertanya di dalam hatinya. Setelah Neneknya meninggal, sekitar 5 tahun yang lalu. Kakek tinggal bersama Ayumi, Papanya Ayumi tidak tega melihat Ayahnya tinggal sendirian di Kampung halamanya di Klungkung.

Begitu Sampai di meja makan, ternyata semua hidangan sudah siap dan Bik Ayu membuatkan masakan kesukaannya, nasi goreng pete. Bik Ayu adalah asisten rumah tangga, yang sudah lama bekerja di keluarga Ayumi dan sudah di anggap seperti keluarga, oleh keluarga Ayumi.

Ayumi lalu mendudukan bokongnya di kursi meja makan. Ayuri pun datang lalu duduk di sebelah Ayumi. Ayuri adalah kakak pertamanya Ayumi, Usianya 26 tahun. ia adalah seorang Guru bahasa Inggris yang mengajar di Sekolah SMA swasta di Denpasar.

Tidak begitu lama datang lah papa ,mama dan kakeknya dari halaman samping, mereka berjalan sambil berbicara yang tidak begitu jelas terdengar dari meja makan.

Setelah mereka duduk, lalu papa bertanya, Dimana david ?

"Pasti dia masih tidur." Begitu kakek menjawab dengan nada tinggi, Sehingga membuat wajah papa merah dan mama langsung memanggil Bik Ayu.

"Bik kesini sebentar." Tolong Di bangunkan David . " ya ,Buk." Bik Ayu menjawab dan langsung

Bergegas menuju kamarnya david, yang berada di lantai bawah yang berdekatan dengan kamar tidurnya kakek. David adalah kakak ke dua Ayumi. Ia berusia 20 tahun dan masih kuliah.

Sekitar 5 menit Bik Ayu datang dari kamarnya David dan berkata " maaf Buk, Nak David tidak mau bangun" Mama diam tidak berbicara satu patah kata pun. "pasti David Pulang pagi lagi " begitu Papa berbicara sambil memandang ke wajah nya Bik Ayu. "Saya kurang tau pak" begitu Bik Ayu menjawab. Ia lalu berjalan ke arah dapur.

"sudah, jangan di bahas lagi" begitu Kakek berbicara. Anak itu memang tidak pernah berubah. Apa yang ia lakukan di luar bersama teman temanya sampai larut malam setiap hari.

Kalian sebagai Orang tuanya, harus tegas, jangan sampai ia melakukan hal hal yang tidak baik. Papa tidak menjawab hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil menyodorkan piring ke hadapan mama untuk di ambilkan nasi, kami pun mulai menikmati sarapan pagi ini.

Tiba tiba kakek menaruh sendok dan garpu di pinggir piringnya lalu berkata " Nanti sore teman kakek kesini, Mereka datang untuk melanjutkan pembicaraan waktu ini. Ayuri, kamu jangan pergi ke mana- mana karena mereka ingin bertemu dan menanyakan langsung, apakah kamu mau menikah dengan Devan. Kakek berharap, kamu bersedia Menikah dengan devan. semua ini kakek lakukan demi kebaikanmu. kakek sangat mengenal kelurga devan. kakeknya devan adalah teman kecil kakek dulu waktu tinggal di kampung. Kami juga pernah kuliah bersama.

Papa juga menikah dengan Mama di jodohkan sama kakek kalian. Lihatlah sekarang kami bahagiakan! Memang awalnya Mama menolak, tapi setelah kakek meyakinkan akhirnya Mama Kalian mau menikah dengan Papa , Benar begitu kan Ma ? tanya Papa sambil tersenyum. Mama hanya mengangguk, sambil menuangkan air putih di gelas papa. Mendengar perkataan Kakek dan di yakinkan oleh ke dua Orang tuanya, hati Ayuri semakin hancur, Orang yang seharusnya melindunginya ikut 'menyeretnya ke dalam perjodohan ini. Kenapa mereka begitu egois, Sekarang bukan jamannya Siti Nurbaya lagi.

Tanpa berpikir panjang Ayuri menaruh sendok dan garpunya lalu beranjak pergi ke kamarnya yang berada di lantai 2 berdekatan dengan kamar tidur Ayumi.

Ayumi sangat kaget melihat kelakuaan kakak perempuannya itu, ia sangat berani menentang kehendak Kakek dan ke dua Orang tuanya.

"Ayumi, kamu jangan mengikuti kedua kelakukan kakakmu itu" kata Kakek dengan nada tinggi. "Anak keras kepala "

begitu Papa berkata dengan wajah yang sangat marah. "Sabar Pa" , Mama berusaha meredam suasana dan mengajak Papa dan Kakek duduk di halaman samping. Sedangkan Ayumi masih duduk di kursi meja makan, ia binggung apa yang harus dia lakukan. Rasa laparnya seketika hilang padahal ia hanya makan nasi goreng pete beberapa suap saja. " Ayumi sudah selesai makan" tanya Bik Ayu. "Ya sudah Bik" begitu Ayumi menjawab sambil berdiri lalu Ia berjalan menuju kamar tidurnya di lantai dua .

Sesampainya di dalam kamar, Ayumi merebahkan badanya di tempat tidur. Kedua matanya tertuju pada foto di dinding kamarnya, foto itu ketika ia bersama dengan Kakaknya Ayuri, duduk di pinggir Pantai Matahari Terbit. Ketika itu ia berusia 14 tahun. Dan sekarang usia Ayumi 16 tahun. Seketika ia Ingin pergi ke Pantai Matahari Terbit bersama Ayuri, Pantai Matahari Terbit adalah salah satu Pantai yang berada di daerah Sanur. Ia lalu beranjak dari tempat tidurnya mengambil Hp dan Tas di atas meja riasnya, lalu ia mematikan lampu dan menutup pintu kamar tidurnya.

Hanya beberapa langkah dari kamarnya ke kamar tidur Ayuri , langsung saja Ayumi mengetuk pintu Dor... Dor... Dor "Kak Ayuri, boleh aku masuk" begitu Ayumi bertanya kepada kakaknya, Ayuri.

Entah kenapa Ayuri tidak mejawab pertanyaan dari adiknya itu. "Apakah Kak Ayuri sedang tidur" begitu Ayumi berbicara di dalam hatinya. Ia memberanikan diri membukak pintu kamar kakanya itu dengan sangat pelan. Ternyata pintunya tidak di konci.

Terlihat Kakanya duduk menunduk di kursi meja riasnya. Dengan langkah pelan Ayumi berjalan mendekati kakaknya sambil berbicara " apa yang Kak Ayuri lakukan" lalu Ayuri menoleh ke arah Adiknya berdiri, sambil mengusap air matanya dengan tisu yang ia pegang dari tadi. Melihat Kakaknya menangis, Ayumi langsung memeluk kakak nya dengan erat. Sambil berbisik di telinga kakaknya " sabar ya kak, Ayumi tau bagaimana perasaan kakak sekarang"

Ayumi melepaskan pelukanya dengan pelan dan mendudukan bokongnya di atas tempat tidur kakaknya. Lalu ia memegang tangan kakaknya.