Sampai keesokan paginya, Mu Wan bangun perlahan.
Bangsal yang tenang sangat sunyi sehingga hampir tidak ada suara yang terdengar, hanya bau desinfektan yang kuat dan menyengat yang meresap ke seluruh ruangan.
Dia membuka matanya dan menatap langit-langit dengan tenang. Suasana di perut bagian bawahnya membuatnya tidak menyadari rasa krisis. Dia tahu dengan jelas bahwa bayinya masih ada di dalam perutnya dengan selamat.
Dia sangat takut, takut ketika dia tidak sadarkan diri, anaknya menghilang begitu saja.
Tapi ternyata Gu Yunyuan tidak melakukannya.
Dia berdiri di depan tempat tidur dan melihat gadis itu bangun tanpa sepatah kata pun. Hanya saja, matanya menatap langit-langit dengan kosong, bahkan tidak memandangnya.
Wajah Gu Yunyuan tenang, tapi hatinya terasa sakit.
Tiba-tiba, terdengar suara dering ponsel yang jelas, memecahkan keheningan yang sunyi ini.