Rhett tersenyum manis, wajah sebaik malaikatnya itu bercahaya. Dia mengangkat bahunya, "untuk apa lagi? Kau mau tahu alasannya? Aku ingin membuatmu mengingat lagi segalanya tentang kita."
Jean melangkah mundur, menjauhi Rhett namun pemuda itu melingkarkan lengannya di pinggul Jean, dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
Rhett tersenyum lebar, "biasanya yang mati-matian menghindari itu tandanya kau begitu mencintai dan menyayangiku sepenuh hatimu 'kan, Jean? Iya 'kan? Kau begitu menghindari aku, kenapa? Kau takut kehilanganku?"
"Tolong, Rhett. Jangan begini−" Jean berusaha melepaskan dirinya, tetapi tidak semudah yang dibayangkannya.
Rhett mengeratkan rengkuhannya, membuat tangan Jean berada di atas dada pemuda itu yang berbidang dan kokoh. Baja dibalik kain sutera.
Jean bisa meraba detak jantung Rhett yang berpacu tak karuan, juga aroma tuuhnya yang teramat memabukkan.
Entah kenapa Jean menyukai aroma ini, dia benar-benar tidak paham dengan perasaannya sendiri.