"Jangan kau berani-berani menyentuhnya sejengkal pun?!"
Silas tak rela, siapa pun menyentuh Jean apa pun alasannya. Terlebih pemuda asing. Matanya berkilat-kilat tajam, dahinya mengerut dalam. Baru kali ini, Silas menunjukkan keberatannya pada orang lain.
Belum pernah seorang Principal Akademi Lucelence yang terkenal dengan kasih sayang dan cintanya terhadap orang lain, tampak semarah ini.
Jean adalah putri yang paling berharga bagi Silas. Tidak ada yang boleh sembarangan menyentuhnya.
Rasanya dia sulit merelakan pemuda mana pun menarik perhatian Jean. Seperti Azael dan Rhett. Sekarang pemuda asing itu. Silas memang tidak mendeteksi kejahatan dalam diri pemuda itu, tapi tetap saja – dia sama sekali tak rela.
