"Dad?" Jean terperanjat dari pembaringannya, sinyal telepatinya menangkap suara Silas.
Dia merasakan beragam kekuatan membuncah di luar sana. Sepertinya keributan ini terjadi begitu intens. Dia pun mendeteksi dinding dan lantai yang berdentam-dentam kuat seperti di hantam oleh sesuatu.
"Daddy?! Dad!!!" Jean menyeru dari dalam ruangan baja itu.
Sinyal telepatinya melemah akibat terhalang oleh ruangan bangsal ini. Jean mengesah dalam, percuma berupaya apa pun hanya membuat gelang dipergelangan tangannya ini marah besar. Ketika menyengat, rasanya melebihi mimpi buruk.
"Aku tinggal berharap dad segera temukan aku." gumamnya kembali terduduk.
Seseorang mendatangi bangsalnya, pintu bajanya terbuka lebar. Seringai kejam sang mayor menyambut Jean. "Bawa dia!"
"Apa-apaan ini! Lepaskan aku! Lepaskan aku keparat!" Jean meraung dengan kebencian mengental.
Keempat pria berpakaian tempur itu membelenggu tangan Jean, mulai menyeretnya pergi.