"Aku stress! Aku enggak bisa berdiam diri begini! Harus lakukan sesuatu tapi apa?!" geram Jean meraung jengkel, mondar-mandir gelisah di ruangan sebesar kompatemen yang menguarkan melankoli akhir kehidupan.
Jean bagai seorang terdakwa, pelaku kriminal kelas berat yang menunggu giliran eksekusinya tiba. Tempat ini membuatnya menderita, kesulitan bernapas, dan meremas ulu hatinya.
Gejolak mual tak tertahankan. Membayangkan betapa mengerikannya meja bedah.
Merentangkan kedua tangannya, Jean berupaya keluarkan kekuatannya tapi gelang itu segera menyengat seluruh badannya menggunakan 'electromagnetic pulse lightning strike' hingga Jean terlempar ke dinding dan menghantam keras lantai tegel dingin di bawah kakinya.
"Ukhh!!" Jean menggerung nyeri.
Energinya segera terkuras habis, sengatan itu lebih menyakitkan dan beracun dibandingkan serangan tusukan Carmen Morissa yang nyaris membuatnya menemui ajal.
Kalau dia boleh memilih.