Margo menjerit, terperanjat dramatis dari kursinya. "Jean, kau sudah pulih?! Ah! Syukurlah! Aku senang melihatmu kembali ke kelas! Aku sampai merindukanmu, Jean!"
Disambut oleh hamburan pelukan hangat dan pekikkan heboh dari ketiga sahabatnya, nyaris membuat Jean terjungkal ke belakang, akibat limbung dan kesulitan menjaga keseimbangan kakinya.
Hamburan pelukan itu datang dengan mendadak. Jean belum siap menerima pelukan erat ketiganya. Tetapi, tawa mereka terpecah mengoyak udara kelas, terpingkal geli, dan penuh canda tawa.
Karibnya yang begitu setia menunggu kedatangan Jean memantau kondisi kesehatan Jean.
"Kau sudah membaik? Serius? Coba kulihat lukanya?" Mai tercenung sendiri, air mukannya menggurat penuh kegembiaraan dan rasa penasaran. Serta-merta menarik tangan kiri Jean. Mengangkat lengan kemeja putihnya yang menutupi pergelangan tangan.