"Yeah, matilah saja kau, Argent!" Annelise terbahak-bahak. "Enggak ada satu pun yang bisa lolos dari serangan kombinasiku. Racun itu belum ada penawarnya! Sebentar lagi, berdamailah di alam baka!" Suaranya menggema di jantung gua.
Tawa maniak Annelise mengiringi keheningan yang mencekam, kepulan asap keperakan membubung di jantung gua. Debu partikel akibat bebatuan yang berjatuhan menimpa Jean.
"Semestinya dia enggak selamat. Mungkin kali ini, batu-batu raksasa itu memang sudah melumatnya habis-habisan. Oh, ini adalah kemenangan termanis yang begitu menyenangkan. Lama sekali aku enggak merasakan sebahagia ini menghabisi nyawa orang lain. Memangnya kau siapa, Jean?! Mengapa petinggi-petinggi akademi begitu menyayangi dan mengistimewakanmu dibandingkan aku?! Aku yang terkuat, terhebat, superior dan enggak ada satu pun yang boleh menyaingi atau mengalahkanku!" kemam Annelise tersenyum miring.