"Aku coba hubungi, Jeo." Jean berinisiatif membuka sinyal telepatinya, berharap Jeo bisa mendengar dan menjawabnya. "Jeo?"
[ Ya, Jean? Kenapa? Kau terluka? Butuh sesuatu? ] Jeo merespons dari sinyal telepati.
Jean bisa bernapas lega mendengar suara Jeo menggema di rongga kepalanya.
Gadis itu menyugar rambutnya ke belakang, "Jeo, aku butuh bantuanmu. Gimana cara menjelaskannya, ya? Saat aku sedang menjelajah hutan ini, aku temukan hewan yang terjebak dan butuh bantuan. Aku sudah selamatkan dia dari timbunan pohon raksasa. Tungkai belakangnya patah. Aku enggak bisa meninggalkannya begitu saja. Dia bisa mati."
[ Oh, begitu. Tunggu sebentar. ]
"Apa maksudmu tunggu sebentar? Jeo? Halo? Jeo?!"
Sambungannya malah terputus, napas hewan itu melemah begitu pun pancaran kehidupan di sepasang matanya.
Jean kebingungan, "Jangan mati. Jangan mati. Tunggulah sebentar lagi, bertahanlah. Temanku – Jeo Allistair. Dia seorang dokter, dia pasti punya solusi untuk mengobatimu."