"Kawan-kawanku semuanya yang baik hati. Aku minta perhatiannya!" Annelis berdiri di depan kelas. Suaranya terdengar begitu riang. Tiada hentinya menebar pesona, senyuman manis nan indahnya. Beberapa hari ini para lelaki memang seolah dihipnotis oleh kecantikannya. "Sebelum jam pelajaran dimulai ada yang ingin aku sampaikan."
Annelise menyeru di kelas tingkat empat. Menarik perhatian semua orang yang ada di kelas, khususnya para laki-laki yang tiada henti menyorakinya.
Dia menjadi idola para lelaki ke mana pun langkah kakinya pergi. Hampir semua perhatian mereka tertuju pada Annelise seorang, dan dia jelas sekali menyukai semua itu.
Sayangnya, tidak banyak yang tahu – siapa Annelise Fleur de Armas sesungguhnya.