"Azael?!" Hunter menyeru kegirangan. Tak bisa dipungkiri kalau Hunter memang sangat merindukan leadernya itu. Hampir tiga bulan lamanya mereka tak bersua. Dipisahkan oleh jarak, mansion begitu sepi tanpa kehadiran Azarl juga Rhett.
Azael terhenti dengan dahi berkerut dalam, mendengar suara familiar menyeru namanya dari halaman samping. Tangannya tengah memegang sapu. Setelah sedari pagi buta dia menyaruk seluruh dedaunan kering ini dan baru selesai saat matahari terik di siang hari begini.
Halaman institute ini begitu luas dan lebar. Banyaknya tenaga yang diperlukan untuk selesaikan pekerjaan sosial sebagai hukumannya. Azael menghela napas panjang, begitu gembiranya dia melihat Hunter berkunjung.
Azael menyimpan sapunya di atas tumpukan daun kering, yang siap untuk dibakar di drum sampah khusus pembakaran.