"Tekanan darahmu stabil." tukas Jeo melepas perekat alat mengecek denyut jantung, dia sempat menulis di rekam medic, jejak angka tensi Jean.
Semua checklist kesehatan yang setiap pagi perlu Jean lewati.
Jean melirik Jeo, "Memangnya aku perlu dicek setiap hari segala?"
Jeo mengulum senyum, "Perintah resmi ayahmu, Jean. Saking mencemaskan dirimu. Lagi pula ini sudah jadi tugasku. Jangan merasa enggak enak hati."
"Kadangkala dad bertingkah berlebihan." Jean cemberut.
Jeo merapikan semua peralatannya ke atas troli, meletakkan baki sarapan pagi di atas nakas. "Jangan lupa makan sarapanmu. Oh ya, tempo lalu yang kau minta bantuanku−" terdapat jeda, Jeo merogoh ke dalam jubah panjangnya. Lantas, keluarkan secarik kertas. "Ini hasilnya."
Jean terpana, segera meraih kertas itu. "Cepat sekali?"
"Siapa dulu dong, Jeo Allistair." Sahut Jeo terpingkal bangga.
Hasil tes DNAnya, sebelum Silas datang ke kamar, Jean buru-buru membacanya.