"Panas." keluh Jean merasa sakit kepala. "Aku demam?"
Jean terbangun dengan lesu, rasa berdenyut hebat menusuk kepalanya. Lagi-lagi semalaman dia tidak dapat memejamkan matanya dengan nyaman. Badannya tidak enak semua, dan merasakan suhu badannya agak sedikit meninggi.
Dia mengalami mimpi dan penglihatan kesekian kalinya.
Kata-kata beracun Eris Ramona terus berdengung di otaknya tiada henti, bahkan ketika matanya terpejam sekali pun.
Keringat dingin basahi badannya.
"Meskipun Eris Ramona telah mati, kau masih saja menghantuiku, sialan!" geram Jean sembari bercermin. "Ini menyakitkan."
Melihat pantulan wajahnya yang kuyu dan pucat. Kulitnya pias seputih kapas. Lingkaran hitam menebal di bawah matanya itu sangat mengganggu. "Aku harus temui Jeo. Ada yang salah dengan badanku." gumamnya merasa sangat lemah juga pening.
[ Jean… ]
Jean terkesiap waspada, mendengar desauan itu lagi. Mengitar jelas di kamar sang ibu.