Rumah sakit akademi ramai sepanjang kepulangan seluruh pasukan dari tugasnya kemarin. Banyak orang terluka, tak sedikit pula pasukan Voccords yang gugur.
"Bawa dia ke ruangan intensif." perintah Jeo melucuti stetoskopnya. Tangannya cekatan. Sarung lateksnya dinodai darah kental segar. "Berikan obat pereda rasa sakit. Plasma. Cek luka dalamnya. Dia mengeluhkan rasa sakit luar biasa di punggungnya."
Sempat kehabisan stock ketersediaan obat, Jeo pun harus mengeluarkan kekuatan telekinesisnya untuk memproduksi obat dalam jumlah banyak dan lebih cepat.
Ternyata ini diluar dugaannya, sepulang pasukan itu berperang. Mereka berhamburan di pelataran rumah sakit. Rata-rata para pasukan itu mereka menderita cidera luka dalam dibandingkan luka fisik bagian luar.
Ditambah lagi keracunan udara yang terkontaminasi oleh radiasi nuklir, juga racun mematikan dari bisa ular.