"Jeaaaannn!!!!" Margo menjerit di lorong akademi kala Jean kembali membelah jalan akademi di mana semua mata angkatan memandangnya dengan beragam pandangan yang sulit diartikan.
Antara takut, takjub, kagum, kaget, semua bercampur jadi satu. Terlebih saat kabar dia telah membunuh Eris Ramona dengan tangannya sendiri berembus ke seantero akademi.
Seolah mereka melihat hantu yang baru bangkit dari kematian, entahlah. Jean tak bisa memastikannya.
Jean berpapasan dengan kelompok Atlas, niatnya ingin melempar senyum dan permohonan maaf. Tetapi mereka langsung melengos pergi dengan pandangan kurang menyenangkan.
[ Malah pergi, niatku baik kok. ] keluh Jean dalam batin, mencinir sendiri. [ Semua orang selalu salah paham padaku. Menyebalkan. ]
"Con!" panggil Jean menepuk pundak pemuda itu yang tengah berdiri di depan lokernya.
Connall terkejut bukan main, ketakutan pandangi wajah Jean. "J… Jean? Mau apa kau? Aku enggak salah apa-apa 'kan?" sambungnya menatap Jean ngeri.