Pagi ini adalah hari pertama Akimaru Sakurai masuk SMA. Di sekolah ini, dia berharap ada banyak orang yang mengikuti klub komik. Sehingga cita-citanya mempunyai teman sesama penyuka komik terwujud. Di mana dia ingin berdiskusi dengan temannya tersebut tentang masalah komik, komik terseru, karakter setiap tokoh, komik terunik, dan masih banyak lagi.
Tidak ingin diam di depan gerbang sekolah begitu saja. Kedua kaki Sakurai mulai melangkah menuju tempat penyambutan siswa-siswi baru di sekolah ini. Setelah kegiatan ini, para siswa diharuskan untuk memilih klub ekstrakurikuler yang akan mereka ikuti selama bersekolah di sini.
Upacara penyambutan siswa-siswi di sekolah ini akhirnya di mulai. Acara ini dibuka dengan sambutan dari kepala sekolah dan diakhiri dengan sambutan dari perwakilan siswa-siswi baru di sekolah ini.
Acara ini berlangsung selama kurang lebih satu jam. Setelah itu, pembawa acara mempersilakan siswa-siswi baru untuk pergi ke luar gedung sekolah. Di sana para senior mereka dari setiap klub berbeda sudah menunggu.
"Silakan kalian memilih satu klub yang sangat kalian sukai," ujar seorang pembawa acara berjenis kelamin perempuan tersebut.
Tanpa menunggu perintah ke dua kali, siswa-siswi baru langsung berdiri dan melangkah menuju ke sana. Mereka berjalan ke sana sambil mengobrol sakaligus perkenalan antara sesama siswa-siswi baru, kecuali Sakurai.
Sakurai berjalan ke sana sendirian. Ya, sejak awal masuk ke sekolah ini, dia tidak memiliki teman. Bahkan tidak ada teman yang ingin berkenalan dengannya. Sebab wajahnya yang terlihat polos dan memakai kacamata bulat besar, membuatnya dipandang sebagai remaja culun.
Namun, Sakurai optimis bisa mendapatkan teman ketika sudah bergabung dengan klub anime. Setelah berjalan selama lima menit, akhirnya di depan mata Sakurai terlihat banyak sekali siswa-siswi sekolah ini yang sedang mempromosikan klubnya masing-masing. Mereka mengajak setiap siswa-siswi baru untuk bergabung dengan klub mereka.
Sakurai terus berjalan sambil menengok ke kanan kiri mencari klub komik. Siapa sangka, hingga ujung jalan dekat gerbang keluar sekolah, dia tidak menemukan klub komik sama sekali.
Sakurai memutuskan bertanya pada siswa senior yang sedang mempromosikan klubnya, yaitu klub sepak bola.
Sakurai malu-malu menyapa siswa senior tersebut. Tidak lupa, dia memperkenalkan dirinya, bernama Sakurai.
Siswa senior itu tertawa kecil, karena senang dengan seorang Sakurai yang sangat berani menyapa seniornya. Dia memperkenalkan dirinya, bernama Youchi. "Yo, Sakurai ada perlu apa? Apa kau ingin bergabung dengan klu sepak bola?"
Sakura segera menggelengkan kepalanya. Dia menundukkan kepalanya, lalu bertanya, "Anu ... apakah di sekolah ini ada klub komik?"
Setelah mendengar pertanyaan sang adik kelas ini, Youchi memasang wajah datar. Lalu dia mendekatkan mulutnya pada telinga kanan Sakurai sambil berkata, "Kau tidak tahu? Klub komik itu sudah dibubarkan sejak tahun kemarin."
Sontak Sakurai pun terkejut, dia berteriak sekeras mungkin. "Tidak!!!"
Sia-sia saja dirinya. Jauh-jauh pindah tempat tinggari dari kota Tokyo ke kota Ehime. Dalam hati, dia berharap sekolah di sini ada klub komik. Ternyata hasilnya sama saja, seperti di sekolah-sekolah Tokyo.
Setelah mendengar klub komik sudah dibubarkan, dia pun memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Sebab setelah ini, tidak ada kegiatan lagi di sekolah. Sebelum keluar gerbang, Sakurai mengambil sepedanya terlebih dahulu di tempat parkir sepeda.
Saat sepeda sudah berada di tangannya, dia langsung menaikinya dan mengayuh sepedanya dengan pelan. Kali ini, perasaan Sakurai benar-benar sedih. Selama perjalanan pulang, dia tidak pernah menengakkan wajahnya. Justru dia mengendarai sepeda sambil menundukkan wajahnya.
"Kapan aku bisa mempunyai teman sesama penyuka komik?" tanya Sakurai dalam hatinya dengan wajah sedih.
Sakurai terus mengayuh tanpa memperhatikan jalan. Bahkan, ketika ada seorang ibu-ibu meminta tolong tasnya kecopetan. Dia hanya acuh begitu saja, tanpa melirik ke kanan kiri sama sekali. Padahal sang ibu-ibu meminta tolong padanya. Sakurai tetap mengacuhkannya, seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan dunianya.
Angin berhembus dengan pelan. Cuaca hari ini, cukup cerah. Namun, tidak untuk hati Sakura. Hatinya terasa gelap, seakan dia tidak ingin apa-apa lagi.
Tak disangka, tiba-tiba seorang pengendara menyereptnya dengan cepat. Akibatnya mereka pun terjatuh ke aspal. Ternyata sang pengendara motor tersebut merupakan orang yang mencopet tas seorang ibu-ibu. Akibatnya, dia tangkap oleh orang-orang yang mengejarnya.
Akan tetapi, bagaimana nasib Sakurai? Dia justru langsung kembali berdiri dan kembali menganyuh sepedanya. Walaupun ada sebuah darah keluar dari sikunya. Dia sama sekali tidak peduli dengan lukanya.
Hal yang ingin dia lakukan hari ini adalah kembali ke rumah, lalu tidur hingga besok pagi tanpa makan. Sehingga saat bangun nanti, dia berharap mendapatkan suasana hati baru. Kayuhan sepedanya semakin lama semakin pelan. Hingga tanpa di sadari hari sudah mau sore. Jalan menuju rumahnya sekitar sepuluh kilometer lagi.
Ketika sudah sampai di perempatan lampu lalu lintas. Sakura tidak berhenti mengayuh saat lampu merah menyala. Dia justru menerobosnya tanpa sadar. Padahal seorang pengemudi mobil sudah membunyikan klakson mobilnya. Sakura tetap saja tidak mendengarnya.
Akibatnya sebuah mobil dari samping kanan melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil tersebut dari kejauhan sudah membunyikan klaksonnya hingga full.
Sakurai baru menyadarinya saat mobil tersebut berjarak lima meter. Saat ini, dia tidak tahu apa yang haru dia lakukan.
Siapa sangka rem mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu, blong alias tidak berfungsi. Akibatnya, mobil tersebut menabrak sepeda dan tubuh Sakurai dengan keras.
Sakurai bersama sepedanya terpental ke depan. Bahkan tubuhnya jatuh ke aspal dengan keras, lalu tubuhnya berguling-guling di aspal.
"A-apakah hidupku hanya sampai di sini?" tanya Sakurai dalam hatinya. Kini matanya tidak bisa melihat dengan jelas objek yang ada di depannya.
Secara mengejutkan saat tubuhnya sudah berhenti berguling-guling. Tiba-tiba sebuah mobil tronton melaju dengan kecepatan tinggi. Tanpa sengaja mobil tronton tersebut menggilas tubuh Sakurai. Cairan merah kental pun akhirnya keluar dari tubuh Sakurai.
Banyak orang yang berbondong-bondong datang menghampirinya. Mereka berusaha menolong Sakurai.
***
Tiba-tiba kesadaran Sakurai bangun. Kedua matanya melihat bayangan dirinya saat sedang tersenyum. Dia juga melihat dirinya yang sedang bercanda ria dengan teman smpnya, walaupun mereka bukan orang yang menyukai komik. Terakhir, dia melihat dirinya yang murung gara-gara tidak ada klub komik di sekolah barunya.
Selain itu, dia juga melihat bayangan dirinya yang sedang melakukan aktivitas lain. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tiba-tiba bayangan hitam muncul tepat di depan dirinya.
Bayangan hitam itu bertanya, "Apakah kau siap menjalani kehidupan barumu, Sakurai?"
Sakurai kebingungan. "Apa maksudnya ini?" tanya balik, karena dia tidak tahu apa yang telah terjadi.
Kemudian bayangan hitam menunjukkan bayangan Sakurai yang tertabrak oleh sebuh mobil, lalu tubuhnya tergilas oleh sebuah mobil tronton. "Ini adalah kehidupan terakhir dirimu, Sakurai."