Menundukkan kepala sambil meremas rambutnya sendiri, lalu mengangkatnya kembali dengan lekas meneguk jus yang dia pesan ke dua kalinya.
"Urusan aku nggak punya waktu menerima laporan kamu, itu kan bukan masalah besar karena saya sudah memberi kamu uang muka yang cukup besar. Atau jangan-jangan uang yang aku brrikan kemarin malah kamu kasihkan ke pacar kamu itu?"
Kecurigaan Monika sangatlah beralasan, bahkan ekspresi Farhan cenderung mengakuinya.
"I-Iya Bu! Soalnya dia takut hamil katanya!"
Kepalan tangan Monika hampir saja menggebrak meja kafe tempat bertemu dengan Farhan. Namun dia tahan sebab tidak ada lagi yang bisa dia ajak kerjasama.
"Begini saja! Apakah Rani masih ada orang tuanya? Kalau ada pengaruhi mereka supaya mereka simpati sama kamu!" cetus Monika.
Alih-alih Farhan akan memahaminya namun dia malah balik tertunduk sambil meremas rambutnya karena bingung.