Tak ada satu pun bunyi huruf yang keluar dari mulut Monika, dia hanya kembali tertunduk dan melipatkan ke dua tangannya ke atas meja makan.
Lagi-lagi Darn peka, dia bopong kembali Monika ke kamarnya. Di sana Monika memilih duduk di sofa sambil.memegang remot televisi.
Cup
Kecupan di dahi Monika Daren daratkan dulu sebelum dia beranjak ke ruangan meeting yang ada di lantai dasar rumah mewah dia.
"Aku tahu hati kamu masih goyah, tapi aku masih menunggumu! " ujar Daren.
Hanya menatap kosong dua mata Monika ke arah Daren, lalu tak berselang lama matanya berkaca-kaca.
"Bicaralah! Aku akan siap mendengarnya!" seru Daren sambil mengelus pipinya yang lembut.
Namun Monika hanya terpejam lalu merebahkan diri di atas sofa sekaligus menutup matanya dengan bantal kecil.
"Sayang, maafkan aku jika kondisi ini memang terkesan terlambat. Tapi aku sangat bertanggung jawab atas perasaan yang kamu alami ini!"
Cup