"Maaf Pak ini berkas-berkas yang harus ditandatangani! Ini juga kopi spesial untuk Bapak!" ujar Siska sekretaris barunya Ridho.
Dalam hati kecil Ridho sangat mampu membaca gerak gerik bahasa tubuh yang diperlihatkan Siska, namun dia sangat santai dan lebih fokus ke tugas yang seharusnya dia laksanakan.
"Kamu duduk saja! Biar nggak pegal," seru Ridho.
Alih-alih Siska akan patuh pada pimpinannya, justru dia semakin agresif mendekat hampir menempel ke bagian kursi Ridho.
"Nggak Pak kalau saya duduk nanti pasti disuruh berdiri lagi, jadi sebaiknya saya sekalian saja berdiri di samping Bapak supaya mudah memperhatikan bagian mana yang terlewat," sanggah Siska.
Tak mau menyanggah apapun lagi dengan Siska, Ridho lebih fokus pada tugasnya untuk memeriksa dan menandatangani berkas-berkas yang diberikan Siska.
Namun semakin lama sikap Siska semakin tidak sopan, dadanya dia bungkukkan supaya terlihat oleh Ridho . Namun Ridho peka, dia segera putuskan untuk pindah duduk ke sofa.