Iklima pun tepuk jidat, dia nggak mau melakukan hal yang diserukan Rio. Namun dia pun nggak mau terlalu lama meladeni suaminya tersebut karena harus mempersiapkan diri menuju rumah sakit.
"Apa wajib Bang?" Iklima malah balik bertanya.
"Aku kan suamimu princesku! Ya wajib dong, kan pahala juga buat kamu membahagiakan aku siang dan malam!" goda Rio.
Berjalan mondar mandir sambil mengetuk-ngetuk dahinya oleh jari telunjuk dia. Belum terbiasa dengan hal seagresif itu, tapi setelah menjadi istri Rio Iklima benar-benar dituntut untuk melakukannya.
"Nanti sajalah, aku mau ke kamar mandi dulu!" kilah Iklima.
Terdengar tawa dari Rio yang membuat Iklima sangat kesal sekali, diapun mengumpulkan energi sekuat tenaga supaya berani agresif sesuai yang diminta Rio tersebut.
"Ya ampun padahal dulu aku pernah diajarkan sama Ustadzah Fatimah tentang hal ini, tapi kok pada faktanya sulit sekali sih?" gumam batin Iklima.