"Abang apa-apaan sih ini? Malu tahu!" protes Iklima.
Tak peduli Iklima menolaknya, srkalipun tangan serta kakinya sempat berontak dengan gerak-gerak ingin turun namun tenaga Rio memang dua kali lebih kuat. Iklima pun pasrah dengan menyembunyikan wajahnya dari pandangan orang ke dada Rio.
"Kak Husein mau bareng sama kami?" tawar Rio.
Sadar jika di sampingnya ada sang kakak ipar, Rio basa basi menawarkan Husein untuk menaiki mobilnya.
"Aku bawa motor, kalian berdua saja biar lebih merdeka!" sahut Husein sambil menyindir.
Rio pun tersenyum karena memang itu fakta yang terjadi pada dirinya sekarang.
"Baguslah kalau Kak Husein paham, aku pura-pura saja. Sekedar mengakrabkan diri," gumam batin Rio.
Berbeda dengan apa yang ada di benak Iklima, dia justru menyimpan rasa kesal luar biasa pada Rio. Dia sangat berharap jika Husein bisa ikut bersamanya di mobil Rio, namun karena Husein bawa motor jadi Iklima kembali pasrah.