"Sebenarnya aku ini takut kecewa saja Ran, karena kamu adalah laki-laki pertama yang masuk dalam kehidupan aku dan langsung melibatkan orang tua, bahkan sampai harus ada kata melamar dan memberi aku cincin segala," ujar Rani ketika mereka tengah minum di kantin sekolah.
"Kalau aku suka sebatas ingin mempermainkan kamu, aku nggak akan ajak orang tua aku ke rumah kamu,"
Cerita tentang hubungan Rani dan Randi terdengar sampai ke telinga Dika. Persamaan antara mereka pun jadi renggang karena Dika merasa kalah dari Randi.
Rani sedih mendengar keretakan hubungan persahabatan mereka, tapi Rani pun tidak munafik jika menerima Randi akan sedikit membantu kekurangan di dalam hidupnya.
Jiwa idealisme Rani mulai terkikis oleh sebuah kebutuhan sekolah yang semakin hari semakin banyak, sedangkan pekerjaan ayahnya hanyalah buruh serabutan.
"Sayang kamu kenapa? Kok murung begitu!"