"Alhamdulilah pelan-pelan Abang bisa bangun dari kursi roda tanpa aku bantu Bu," ungkap Arumi pada Marni.
Marni tentu sangat bangga dengan keikhlasan anaknya yang ikhlas mengurus serta melayani Adrian tanpa lelah.
"Syukurlah Nak, tapi ngomong-ngomong apa kamu lancar datang bulan?"
Arumi seketika merah mukanya saat sang Ibu bertanya perihal tersebut.
"Ibu ini apa tidak ada pertanyaan lain selain itu?"
Marni mengelus punggung Arumi, dia sangat paham menjadi istri yang memiliki suami lumpuh itu bukanlah mudah.
"Ibu kan sama-sama perempuan Nak, lagian Ibu ini bukan orang lain. Ayo jujur sama Ibu apakah sudah ada tanda-tanda jika Sania akan memiliki adik?"
Arumi tertunduk, dia tidak menjawab sepatah katapun atas pertanyaan yang di lontarkan sang Ibu.
"Sebentar lagi Ibu bakal punya cucu dan Sania akan lebih senang dapat adik,"
Adrian tiba-tiba muncul dari belakang menghampiri Arumi dan Marni yang tengah masak di dapur.