"Suhunya manis hangat sayang," ujar Rio.
Setelah telapak tangannya Rio menempel ke bagian perut Iklima dia menyimpulkan jika suhu badan Iklima masih jauh dari kata sembuh.
"Sudah hampir subuh, lumayan jika kita bisa istirahat sebentar ya!"
Ajakan Rio sangat menenangkan sekali hati Iklima, pasalnya yang dia harapkan Rio akan berhenti mengganggu dia lagi.
"Lagian aku ini kan lagi sakit, kok malah digangguin terus?" Iklima mengomel pelan.
Alih-alih Iklima akan mengalami ketenangan, namun hal itu ternyata salah kembali. Rio malah naik ke atas ranjang sempit Iklima. Tentu saja hal itu sangat tidak nyaman sekali untuk Iklima, namun bujuk rayu maut Rio sangat mujarab sekali sehingga Iklima malah tertidur pulas di dada dia sambil dielus kepalanya oleh Rio.