Chereads / CONTRACT MARRIAGE JENDERAL KIM DAN ALENA / Chapter 7 - BAB.7 MENUJU DAPUR

Chapter 7 - BAB.7 MENUJU DAPUR

Saat Alena baru ingin keluar dari kamar Jenderal, saat pintu kamar baru mau ditutup, Alena menatap ke arah Jenderal, terlihat senyuman bahagia di wajah tampan sang Jenderal yang memberikan senyuman kepada Alena.

Pintu pun ditutup secara perlahan, Alena tersipu-sipu, mengingat kejadian mesra bersama sang Jenderal tadi. Segera Alena menuju dapur, untuk memasak sup ayam kesukaan Jenderal.

Sesampainya alena di dapur , dia melihat ada seorang wanita paruh baya, dengan mengenakan seragam pelayan, tengah memasak sesuatu, Alena menghampiri pelayan itu, namun wajah sang pelayan itu tidak terlalu ramah.

"Hmm permisi, saya Alena, saya ditugaskan Jenderal Kim, mulai saat ini saya yang akan memasak untuk sang Jenderal!

"Ohh..kau rupanya yang bernama Alena ya, kenalkan aku Yoe Xien, aku pelayan keluarga Jenderal Kim, aku yang paling tahu apa saja yang boleh dimakan oleh Jenderal Kim. Satu hal lagi karena kau merupakan asisten baru di sini, maka mulai hari ini juga, kau bukan hanya memasak untuk Jenderal Kim, melainkan kau juga harus membersihkan seluruh ruangan di rumah ini, paham kau!

"Tetapi Jenderal Kim, hanya memintaku menyiapkan hidangan, seragam dinas, dan segala keperluan Jenderal saja, tetapi tidak pernah memintaku untuk membersihkan seluruh ruangan ini, pekerjaan tambahanku adalah menjaga dan merawat Tuan Ha.

"Ohh..kau mau membantah rupanya, aku ini pelayan senior, jadi aku yang berhak mengatur apapun di rumah ini termasuk memberikan pelatihan kepada pelayan baru sepetimu.

Mendengar suara dari arah dapur, Jenderal Kim bangun dan menuju dapur, dia lalu mendekat ke arah Yoe Xien dan Alena. Melihat kedatangan Jenderal Kim, Yoe Xien berpura-pura baik kepada Alena.

"Heiii..Yoe Xien, kau ini semakin lama semakin tidak tahu diri, kau ini hanya pelayan, bukan pemilik rumah, aku sudah melihat semuanya, apa maksudmu menyuruh Alena untuk mengerjakan semua tugasmu, aku tegaskan sekali lagi, Alena hanya bekerja untuk menyiapkan keperluanku dan merawat ayah, ingat ini peringatan terakhir untukmu, kau lupa seluruh ruangan ini ada kamera cctvnya, kau jangan pernah macam-macam lagi kepada Alena, kau di sini hanya seorang pelayan. Dan ini bukan rumahmu".

"Maaf Jenderal Kim, saya hanya ingin mendidik Alena saja, biar tidak sembarangan di sini.

"Apa katamu, sembarangan bagaimana, Yoe Xien kau di sini bukan siapa-siapa, kau tidak berhak memerintah Alena, dan jangan lagi kau ulangi cara kau memanggil Alena, kau harus panggil dia nona Alena, ingat kalau sampai aku tahu, kau masih menyakiti Alena, kau akan aku pecat, dan aku pastikan dana bantuan untuk keluargamu yang selama ini aku kirim, semuanya akan aku cabut, paham kau Yoe Xien"ancam sang Jenderal.

"Jangan Jenderal, ampuni saya"pinta Yoe Xien, sembari berlutut di kedua kaki sang Jenderal.

"Ahh sudahlah, sekarang silahkan kau lanjutkan saja pekerjaanmu, dan jangan pernah kau menginjak dapur ini lagi, pergi aku bilang"perintah sang Jenderal.

"Baik Jenderal Kim, maafkan saya, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tolong jangan cabut dana bantuan untuk keluarga saya"pinta Yoe Xien

"Sudah cepat pergi sana, jangan pernah datang ke dapur lagi, dan satu hal lagi, aku tidak mau melihatmu di sekitar kamarku, dapur dan meja makan, kau hanya boleh berada di ruangan lain, dan sekarang bersihkan kolam renang, nanti malam mau aku pakai, cepat"perintah Jenderal Kim.

"Siap Jenderal, saya permisi dulu".

Setelah melihat Yoe Xien telah pergi, Jenderal Kim mendekat ke arah Alena yang tengah menyiapkan sayuran dan daging ayam untuk memasak sup. Jenderal Kim memeluk Alena dari belakang dengan erat.

"Hmm..sudahlah jangan kau dengarkan pelayan itu, dia itu dulu pernah terobsesi denganku, ya sudahlah tidak perlu memasak, kembalikan saja ke lemari pendingin. Kita makan di luar saja, sekalian kita pergi ke suatu tempat.

"Huffttt Jenderal jangan memeluk di dapur, nanti kalau ada yang melihat bagaimana?"tanya Alena.

"Sstttt..sudah jangan banyak bicara, jangan bawel, buat apa malu, ini rumahku, sudah ganti bajumu.

"Oohh ya sudah aku ke kamarku dulu, nanti kalau sudah siap, aku akan menemui Jenderal.

"No...siapa yang menyuruhmu untuk mengganti baju di kamarmu, kau ganti saja di kamarku".

"Apa...tidak, aku tidak mau".

"Kenapa tidak mau, kau lupa saat di ranjang tadi meskipun kita belum bercinta, tetapi baik kau dan aku sudah saling melihat semuanya, kau lupa kita tadi di ranjang tanpa sehelai pun?"tanya sang Jenderal Kim dengan tatapan tajamnya , sembari mencium bibir merah muda milik Alena.

"Ya..tetapi bukan berarti setiap aku mengganti baju, harus di kamar Jenderal, bukannya aku tidak mau, tetapi aku hanya ingin menjaga martabatmu sebagai seorang Jenderal.

"Hmm..begitu ya, ya sudah kalau begitu ganti bajumu sekarang, dua menit ya.

"Hah..dua menit, mana cukup Jenderal, aku kan juga harus berdandan dulu.

"Memangnya mau berdandan seperti apa, aku lebih suka melihatmu natural seperti ini, sudah aku tambah satu menit, jadi tiga menit ya!

"Masih terlalu cepat Jenderal, aku butuh waktu sepuluh menit.

"Aishhh lama sekali itu Alena, kau harus terbiasa cepat, apalagi kalau nanti kau sudah menjadi istriku yang sebenarnya, semua harus serba cepat.

"Menikah sungguhan, ahh tidak aku tidak mau, aku masih ingin kuliah dulu dan menjadi wanita mandiri yang sukses".

"Ohh jadi kau tidak ingin ya menikah resmi denganku, hmm!

"Jenderal kita ini harus saling mengenal satu sama lain dulu, jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, belum tentu kita berjodoh. Pernikahan kontrak kita saja sudah salah menurutku".

"Ya sudah kalau tidak mau menikah resmi denganku, berarti aku cari saja perempuan lain yang bersedia menikah resmi denganku, aku ini tampan, punya kekuasaan, tidak sulit bagiku untuk mendapatkan seorang wanita".

"Ya sudah silahkan saja, kalau memang itu untuk kebahagiaan Jenderal.

"Hehehee...kamu ini, sok pura-pura ikhlas, sudah silahkan saja Jenderal, heii tapi aku lihat di raut wajahmu seperti cemburu ya kan!

"Hah..cemburu, untuk apa aku cemburu, tanpa Jenderal kasih tahu, aku sudah bisa menebak, kalau Jenderal banyak memiliki pacar di luar".

"Hahaaa..jangan sok tahu dulu, mana ada aku waktu untuk bermain-main dengan wanita, aku sudah lama tidak seperti itu, aku sudah berada dalam jalan Tuhan, ya aku akui dulu sebelum menjadi Jenderal, saat aku kuliah di Amerika, pacarku memang banyak dan aku selalu tidur dengan beberapa wanita yang sekiranya terlihat seksi, tetapi semenjak ayah sakit, aku sudah tidak mau seperti itu".

"Bangga ya Jenderal seperti itu?"tanya Alena

"Hmm bukannya bangga, tetapi jiwa mudaku saja yang sudah terpengaruh dunia pornografi, aku juga hypersex dulu , itulah sebabnya aku selalu saja tidak pernah puas, aku baru akan berhenti kalau ada wanita yang berhasil membuatku puas di atas ranjang".

"Lalu apakah Jenderal berhasil menemukan wanita itu?"tanya Alena

"Ya kurang lebih lima tahun yang lalu aku pernah memiliki kekasih, namun perjalanan cinta kita tidak bisa dilanjutkan, dia selingkuh dengan pengusaha kaya raya, dan sekarang mereka sudah menikah, semenjak kejadian itu, aku memutuskan untuk menutup diriku dan tidak mau mempunyai kekasih lagi, aku takut terluka lagi".

"Mmuuaacchh"Alena mencium bibir Jenderal dengan lembut sembari mengalungkan tangannya ke leher Jenderal Kim, ya sudah jangan ditekuk begitu mukanya Jenderal, ijinkan aku menjadi wanita yang bisa membahagiakanmu".

"Hmm..iya makasih ya, nanti malam aku ingin hanya kita berdua, ada suatu kejutan untukmu, ya sudah sekarang gantilah bajumu, aku tunggu di teras depan ya!

"Ya..sudah lepaskan dulu pelukannya".

"Hehheee, ya sudah gantilah cepat, aku sudah sangat lapar sekali".

"Siap Jenderal".