Mayya meletakkan dua cangkir teh untuk menjamu tamunya yang datang secara tiba-tiba. Dia masih belum bisa memahami kenapa wanita ini datang kemari tanpa membawa putrinya.
"Diminum, Bu." Mayya menawarinya dengan senyum lebar yang berusaha untuk mencairkan suasana aneh di antara keduanya.
Janti terkesan tidak bisa akrab dengannya begitu saja padahal sebelumnya dia selalu saja menerima semua teman anaknya dengan lapang dada. Akan tetapi, kali ini lain setelah mengetahui siapa yang duduk di depannya.
"Kamu tinggal di sini sendirian?" Janti sedikit berbasa-basi sebelum mengutarakan tujuannya datang. "Kamu tidak punya saudara kandung atau saudara jauh di Jakarta?"
Mayya hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya tersenyum mendapati pertanyaan itu dilontarkan padanya. Sebelum ini, tidak ada orang yang bertanya padanya mengenai asal-usulnya dan keluarganya.
"Ibu kamu?" tanya Janti lagi. "Kalau ayah kamu?"