"Wah, mengenaskan sekali nasib hidupmu." Gumam Rara. Sebuah timpukan kertas yang diremas, mendarat cantik di wajah Rara.
"Aduh!" Rara mengerutkan bibirnya gemas.
"Sudah sana cepat menikah dan rasakan sendiri hidup menjadi istri tentara." Jawab Gendhis dengan menyeringai.
"Iya iya, aku juga mau secepatnya. Tapi kan harus menunggu proses cerai itu selesai dulu."
"Ra,"
"Hmm,"
"Apa kamu sekarang sudah yakin dengan Tio?" Gendhis melipat kedua tangannya diatas meja kerjanya.
"In Syaa Allah yakin. Perpisahan aku dengan Tio, menyadarkan aku kalau aku telah salah menolak lamarannya waktu itu. Sehingga dia harus menikah dengan perempuan lain dan malah mereka berakhir cerai begitu saja." Ucap Rara lagi.
"Hmm, apa yang kamu sukai dari Tio?" Rasa penasaran Gendhis sejak lama, hari ini akhirnya tersampaikan.
"Apa ya? Hmm, di aitu orangnya teguh, konsisten dengan pendiriannya, prinsipnya kuat, dan manis. Hehehe." Gumam Rara sambil cengengesan.