"Kami tidak punya tv. Ada tetangga kami yang punya tv tapi rumahnya cukup jauh." Jawab Bayuni.
"Aaaah," Erlangga mengangguk-angguk mengerti dengan situasi ini. Dia hanya ingin melihat berita yang pastinya sudah mengguncang seluruh dunia itu.
"Sekarang, kamu makan bubur ini dulu. Kebetulan, aku baru selesai masak bubur. Aku akan membawakan kamu bubur juga. Kamu tunggu disini." Bayuni memerintahkan suaminya untuk duduk menemani Erlangga, sementaa wanita tua itu berjalan dengan langkah kakinya yang sudah terseok-seok dimakan usia.
Untuk beberapa saat, kedua lelaki beda beberapa puluh tahun itu saling diam. Kakek Agam tidak pandai berkata-kata. Erlangga yang masih terasa sakit untuk banyak bicara, hanya bisa diam.
"Kamu sudah punya istri?" Tanya kakek Agam tiba-tiba. Erlangga tertegun sejenak lalu dia berkata.
"Iya kek, aku punya istri dan anak yang masih bayi." Jawab Erlangga lagi.