"Oh, iya, aku sudah selesai. Tapi, aku masih lapar. Kamu punya cemilan?" Tanya Erlangga.
"Cemilan? Oya, aku punya pudding yang baru aku buat semalam. Sebentar." Gendhis berdiri dan menuju lemari pendingin untuk mengambil cemilan.
"Sayang, aku sangat memakanmu saat ini," Suara Erlangga yang berhembus di telinganya dari pria yang tiba-tiba memeluknya dari belakang, membuat tubuh Gendhis seperti tersetrum listrik tegangan tinggi jutaan volt.
Sudah lama mereka berdua tidak merasakan kehangatan satu sama lain. Erlangga menggigit lembut daun telinga Gendhis,
"Uhmm … jangan disini." Ucap Gendhis dengan suara sedikit mendesah.
"Kita ke kamar ya,"
"Ada Abi,"
"Kamu lupa kalau kita punya dua kamar?" Erlangga menggendong tubuh sang istri dan membawanya masuk ke dalam kamar disebelah kamar Abi yang sedang tidur dengan pulas.