Keduanya saling menatap.
"Emmm. Jadi?" tanya keduanya bersamaan. Mereka tertawa lepas.
'Melihat kamu bisa tertawa seperti ini. Aku sangat bahagia. kebahagiaan yang sangat luar biasa. Sukron kasirt ya Allah,' ucap Madina dalam hati sambil merunduk.
Aqsa membeli kepala istrinya. "Terima kasih kamu tidak menyerah. Dan maafkan aku yang tidak menjelaskan kenapa aku tidak datang pada malam itu dan tidak mengabarimu."
"Aku marah dan kesal karena aku sudah menunggu 2 jam. Di dalam pikiranku aku hanya mencemaskan keadaan mu, kamu juga tidak menjawab telepon dariku walau aktif. Apa kamu baik-baik saja, atau terjadi sesuatu saat operasi. Dan ..
.."
"Katakan saja. Aku mengerti."
"Iya mengerti. Heh ... kamu itu, susah sekali ditebak. Kadang membuat aku melayang lalu. Brok. Jatuh. Yang belum bisa ku mengerti dari kamu, saat Galang menelpon. Kenapa Kakak meminta dia untuk diantar kembali ke kakak. Apa Kakak berniat kembali kepadanya?"