Di pusat kota Aklesia yang padat, di samping sebuah bar ternama, tepat di sebelah kiri sebuah hotel bintang 4, Arabella membawa box besar yang diambilnya dari toko perlengkapan 'alat-alat dewasa' itu. Angin malam yang menembus kulit halusnya, tidak ia hiraukan lagi, padahal udara malam di musim gugur di kota Aklesia, terbilang cukup dingin. Baginya, jika hanya menembus dinginnya udara di malam hari demi kesembuhan ibunya tercinta, yang dia rasakan ini tidaklah ada apa-apanya. Bahkan, dia rela dengan senang hati melakukan hal ini seumur hidup, asalkan bisa digantikan dengan kesembuhan ibunya.
Setiap ada pasangan yang lewat, atau kepada pengendara yang berpasangan, ia akan mendekati mereka sambil dengan menenteng kotak yang lebih kecil, yang mana telah dia isi dengan isi dari box besar yang ia ambil dari toko 'alat-alat keperluan dewasa' tadi.
"Tuan, Nona, Anda berdua ini terlihat masih sangat muda, memiliki anak di usia sekarang, sudah dipikirkan dengan matangkah? Diusia yang seperti kalian ini, harus lebih banyak menghabiskan waktu bermesraan berdua dulu, jangan ada tanggungan."
Pasangan yang ditegur Arabella itu berhenti, dan keduanya melihat bersamaan pada Arabella.
Arabella menjadi sedikit kikuk, tetapi dia tetap meneruskan, "Hehehe..... Jangan khawatir tuan dan nona, bermesraan sekarang ini tidak perlu khawatir. Jika masih tidak memiliki anak, kalian bisa menggunakan ini." Sambil mengangkat satu kotak kondom, "Ini bisa dipakai untuk berkali-kali, karena isinya ada banyak. Jadi seberapa sering pun 'bermesraan', tidak perlu khawatir lagi, tapi jika tidak ingin punya anak."
Pasangan itu melihat Arabella dengan ekspresi yang aneh, bahkan terlihat seperti hampir menertawainya. Ditatap dengan pandangan seperti itu, Arabella sudah biasa. Semenjak ia memilih untuk pekerjaan part-time dengan menjajakan 'alat-alat kegunaan orang dewasa' ini, banyak orang yang menatapnya dengan pandangan yang rumit yang tentu saja, mereka memiliki penilaian masing-masing di kepalanya. Bahkan, ada beberapa dari pria 'hidung belang' yang akan dengan senonoh mengejeknya dan menganggapnya rendah. Tidak sungkan mereka menunjukkan sikapnya yang lancang; merayu, sesekali menyentuh kulit tangan Arabella, bahkan ada yang hampir menyentuh bagian depan sensitifnya, tanpa menyembunyikan penilai mereka terhadap Arabella. Sebenarnya jika dipikirkan ulang, tentu saja mereka dengan anggapan 'buruk' itu juga tidak sepenuhnya salah. Coba lihat, seorang gadis menjajakan alat-alat sek* di pinggir jalan, bukankah ini teramat 'hina'?
Arabella awalnya memang risih, tapi mengingat ini semua demi keberlangsungan biaya pengobatan ibunya, maka ia menepiskan semua rasa itu. Menjual benda ini sedikit lebih menguntungkan karena akan dengan mudah habis. Adapun tentang penilaian orang-orang, demi Tuhan, dia hidup bukan untuk mendengarkan ocehan orang-orang yang hanya mengenal dirinya, bukan hidupnya.
Kembali lagi, jika yang ia tanggung hanya makian atau penilaian buruk orang-orang terhadapnya, dan digantikan dengan kesehatan ibunya, tentu makian yang ia dapatkan itu masih belum berharga. Di dalam dunianya, ibunya adalah segalanya.
Mengingat tujuannya yaitu ibunya, Arabella mengangkat tinggi kepalanya dan semakin menatap pasangan ini dengan berani dan berseru dengan lebih lantang, "Tuan dan Nona, jangan hanya memandangi aku seperti itu. Coba lihat dulu 'benda' ini. Ini adalah barang yang diimpor langsung dari Italia, tentu saja dengan kualitas yang telah lulus dalam segala uji. Jangan ragu. Memakai ini, akan memberikan sensasi yang berbeda dari segala jenis yang pernah ada. Biar sedikit aku bocorkan sensasi yang Anda rasakan saat pertama kali menggunakan ini, rasa mind yang terkandung di dalam akan memberi 'rangsangan' dengan gairah yang baru. Anda akan melihat istri cantik Anda ini semakin seksi dan istri Anda merasa bahwa Anda memilki 'skill' terbaru dalam menyenangkannya. Bagaimana, menyenangkan bukan?"
Ucapan Arabella ini membuat sepasang mata pasangan itu menyipit bersamaan, seakan ingin menanyakan kebenaran dari ucapan yang baru saja dikatakan Arabella.
Arabella tersenyum penuh semangat, "Hehehe... apakah kalian berdua penasaran? Penasaran saja tidak cukup jika tidak dicoba."
"Bagaimana jika yang kau katakan itu tidak benar?" Akhirnya si pria dari pasangan ini, angkat bicara. Satu detik begitu kata-kata itu keluar, pasangan pria itu yang ada di sampingnya seketika tersipu. Untung saja lampu jalanan tidak terlalu terang, jadi wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus itu tidak terlalu mencolok.
"Oh, tenang saja, Anda jangan takut. Anda bisa mencari perhitungan denganku. Aku masih akan selalu ada di sini setiap malam. Anda bisa mencariku dan meminta perhitungan denganku. Lihatlah, di sini juga tertulis bahwa ini hadir dengan sensasi baru. Bayangkan saja, aroma mind akan selalu menyegarkan apa pun kondisinya! Ini juga sudah lulus uji. Jadi jangan khawatir. Tidak perlu khawatir denganku," ucap Arabella sambil mengangkat satu kotak 'pengaman karet' itu ke atas, menunjukkan pada pasangan ini gambarnya.
Pria itu tanpa ragu mengambil kotak itu dan mengamatinya. Si wanita yang di samping langsung mencubit perut prianya dengan pelan. Wajahnya terlihat malu-malu.
Dalam hati, Arabella tertawa geli. Jika dikatakan dengan jujur, ini adalah hal yang paling berani yang ia lakukan. Tidak pernah terpikir olehnya sebelumnya jika suatu nanti dia akan menjajakan benda-benda ini. Namun kini, lihatlah, lidahnya malah dengan lihai mempromosikan benda tersebut, seolah ..... dia sudah pernah menggunakannya secara langsung. Padahal, itu semua hanya karena kecakapannya berbicara.
Inilah hidup, jika itu untuk suatu tujuan yang besar, mendadak kita malah memiliki kemampuan yang tidak terkira yang bahkan belum pernah terpikirkan sebelumnya. Kita malah mampu dan cakap dalam hal itu!
Setelah mengamati dan membaca komposisinya, mendadak pertanyaan yang tidak terduga keluar dari pria itu, "Apakah ..... kau sudah pernah menggunakannya?"
JAB!!
Seketika suasana menjadi hening. Bahkan suara kendaraan yang lalu lalang tidak lagi terdengar.
Beberapa detik setelah itu, pria itu dengan cepat menyadari ucapannya yang salah, apalagi setelah pacarnya yang di sampingnya menegurnya dengan mencubit lengannya dengan sedikit kuat. Ia buru-buru berkata, "Eh, maaf, maaf nona. Aku tidak bermaksud lancang. Pertanyaan tadi hanya refleks. Benar, itu benar-benar refleks keluar dari mulutku. Aku hanya ingin tahu kebenaran barang 'jualan' Anda ini saja."
Untungnya pria ini sedikit lebih sopan, dia menyadari ucapannya sungguh tidak bermoral. Pria itu menambahkan lagi, "Untuk menebus kesalahanku, meski memang sudah terlalu lancang, aku akan membeli beberapa kotak. Berikan padaku 20 kotak."
Begitu dia mengatakan itu, pacarnya yang di samping langsung membelalakkan mata. Wajahnya segera pucat dengan berbagai imajinasi yang menghampiri otaknya. Arabella juga sangat terkejut. Walau isi pikirannya tidak sama dengan pacar pria itu, tetapi membayangkan orang ini membeli dagangannya dengan jumlah banyak, ia sedikit sulit mempercayai hal ini. Tetapi, apa pun itu, inilah sikap alamiahnya seorang pedagang, dengan cepat Arabella merespons ucapan itu, "OH, 20 bungkus, ya? Oh, oke, oke, segera disediakan." Apa pun itu, yang penting baginya adalah, dagangannya laris.