Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kembali Menjadi Jahat

Raion_R2
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.1k
Views
Synopsis
Gazuan adalah siswa kelas 10. Sejak sekolah menengah ia telah belajar di luar negeri, tidak seperti saudara perempuannya di negaranya sendiri. Gazuan sendiri dikenal sebagai anak yang bodoh, cuek dengan orang-orang di sekitarnya, dan tidak peduli dengan apapun. Yuzian adalah kakak perempuan Gazuan. Yuzian adalah siswa kelas 12. Dia bersekolah di SMA Pancakrala. Dimana sekolah tersebut terkenal dengan murid-muridnya yang jahat, namun tidak ada yang berani untuk menindaklanjuti kasus mereka. Mendengar adiknya diganggu, lalu meninggal di depan matanya. Membuat Gazuan kembali ke negara asalnya, untuk membalas semua tindakan mereka. Namun sayang, malah ditikam sampai mati oleh bos mereka. Tapi kematiannya, ia berharap untuk membalaskan dendam mereka kembali. Tapi takdir berpihak padanya, dia terlahir kembali. Namun kali ini ia berharap, akan menghancurkan semua orang yang telah menyakiti adiknya. Dan juga akan menjaga adiknya, agar tidak mati untuk kedua kalinya.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Terlahir kembali

"Dimana.. Dimana Yuzian!!" tanya Gazuan berteriak marah pada beberapa orang yang sudah membully Yuzian.

Salah satu bos dari sekelompok itu, memberi perintah pada anak buahnya lewat matanya. Anak buahnya mengerti, lalu pergi dari tempat itu.

Tidak lama kemudian, anak buah tadi yang diperintahkan langsung melempar tubuh Yuzian dibawah kakinya.

Tubuh Yuzian banyak luka lebam diseluruh tubuhnya. Kepalanya sudah bocor mengeluarkan banyak darah.

Mata Gazuan kosong seketika. Gazuan bergetar hebat, air matanya tiba-tiba keluar dari matanya. "Bohongkan..?" tanyanya bergetar, lalu menatap orang-orang itu satu-satu.

Salah satu dari mereka tersenyum menyeringai. "Kakak yang lo sayang itu sudah mati, jadi buat apa lo tangisin!" ucapnya membuat rahang Gazuan mengeras. Terkepal lah tangannya. Siap-siap ingin meninju pria berwajah songong itu, yang seenggaknya bicara tentang kakaknya.

Pria berwajah songong itu terpental jauh oleh pukulan keras Gazuan pada bagian perutnya.

Melihat temannya kalah mengenaskan begitu, membuat mereka waspada.

Gazuan tersenyum mengertak giginya kuat. "Maju kalian, sialannnn!!" lari lah Gazuan kearah mereka. Mereka perlahan-lahan mundur kebelakang.

Aura Gazuan benar-benar menakutkan. Saking menakutnya pun, mereka tidak sadar kalau mereka sudah dihantam oleh Gazuan.

Bos kelompok itu tiba-tiba saja sudah berada dibelakang Gazuan. Darah mengalir dengan deras keluar dari punggung Gazuan. Mulutnya seketika memuncratkan darah.

Di sisa-sisa tenaga terakhirnya, Gazuan menoleh kebelakang dengan wajah melotot, benar-benar marah. "Sial..!!" darah terus-terusan saja keluar dari punggung maupun perutnya. Kesadarannya mulai menipis. Namun sebisa mungkin dia mengedarkan pandangannya kearah kakaknya.

Deg

Mayat Yuzian tidak ada. Dimana mayat kakaknya? mereka mengambilnya lagi? mereka benar-benar bajingan. Gazuan memegang dadanya. Jantungnya lama-lama membuatnya sesak nafas. Seakan-akan nafasnya tersedot dari dalam.

Gazuan jatuh tersungkur, dia tidak memperdulikan lagi makian orang-orang itu terhadap dirinya. Badannya pun langsung menghantam tanah. Matanya masih terbuka, walau darah sudah mengalir banyaknya menyatu dengan tanah.

"Aku.. berharap.. suatu saat.. berhasil.. membalaskan dendam kakakku.." harapannya untuk yang terakhir kalinya sebelum dia tutup mata.

***

Gazuan perlahan-lahan membuka matanya. Dia bangun, lalu memegangi kepalanya yang terasa pusing. Gazuan melebarkan matanya seketika. Dia teringat, bukankah sekarang dia mati? mengapa bisa dia masih hidup?!

"Ini.. kamarku?" ucapnya menggeliat sekitaran kamarnya.

Gazuan melirik Alarmnya yang menunjukan pukul 7.10 PM. Lalu melihat tanggal kalender dikamarnya. Tahun 2049, tahun kelulusan SMP nya saat ini. Ya, saat ini dia ada di Amerika.

Gazuan mengepalkan tangannya, menatap lurus kedepan dengan mata semangat membara. "Kali ini aku tidak akan membiarkan Yuzian mati!!" tekadnya.

***

Note: Tebarkan senyum, lalu buatlah lawan jengkel.