Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

SMT DKK

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉKiller_Queen_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
33.3k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Pohon Duit

Deg!

"Kok, lihat cowok itu gue deg-deg an ya? Emang ganteng tuh cowok, tapi kenapa dia lihatin gue aja sih!" batin Olga, dia berjalan ke luar dan tanpa sengaja matanya saling beradu dengan pria itu.

"Cantik! Dari tadi aku di sini baru ini lihat dia, apa dia tinggal di mess ini juga? Aku deg-deg an lihat dia, sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya." tatapan matanya tidak berkedip ke arah Olga yang baru nongol batang hidungnya dari dalam mess.

"Apa, lihat-lihat? Belom pernah lihat cewek cantik, ya? Biasa aja kali, lihatnya!" celetuk Olga ketus, ia melirik sinis ke arah pria yang sedang duduk di beranda messnya. Pria berkulit bersih itu mengalihkan pandangannya dan meneguk aqua sedang yang berada di tangannya.

"Awas! Minggir-minggir!" usir Olga pada teman-teman kerjanya yang duduk di kursi kayu panjang. "Geser-geser, masih sempit nih!" Olga menyikut tangan Ratna berulang kali.

"Waduh, Si Mamih galak bener!" timpal Ratna sambil bergeser ke kanan, Olga langsung duduk dan memilih-milih jajanannya di Mak Nemi.

"Jangan diambil hati bang, dia emang begitu kalo baru bangun tidur, galak. Laper ganas kenyang, b*go!" gumam Yanti pada pria itu yang kebetulan duduk tidak jauh darinya, pria berambut cepak itu hanya tersenyum.

"Apa sih tuh cowok, masih lihatin aja? Gue tuh sebenernya malu campur nervous diliatin cowok ganteng mana baru bangun molor, mandi belom langsung ke depan denger suara Mak Nemi, jadi laper gue. Secara ya kan, tukang jajanan langganan gue udah datang." batin Olga, dia lirik kanan kiri.

"Hey kamu ... Yang duduk di pojok yang ngeliatin saya aja dari tadi, sini makan bareng. Enak tau jajanan Mak Nemi, udah sini gabung makan," seru Olga lantang, ia memanggil dengan melambaikan tangan kanannya ke arah pria berperawakan tinggi.

"Makasih tawarannya mbak, saya sudah makan." sahut Nathan lantang dengan anggukkan kepalanya, senyuman tipis tersirat di wajah tampannya.

"Njiirrr ... Senyum dia manis juga, tambah ganteng aja gue lihatnya mana jantung gue masih dag-dig-dug lihat dia, ya udah kalo udah kenyang mah bagus deh, jadi awet duit gue." Olga makan jajanannya dengan lahap.

"Tuh cewek cantik-cantik galak bener, baru bangun tidur itu katanya, baru bangun aja cantik gimana udah mandi, udah dandan, udah wangi coba? Pasti banyak yang suka nempel kaya prangko tuh cowok-cowok, tapi lucu juga tadi dia marah-marah eh tapi pas mau makan dia nawarin, ngajak-ngajak, kan gemesin banget ya? Marahnya aja imut, ternyata baik juga orangnya." batin Nathan, ia senyum-senyum sendiri lihat Olga makan dengan lahapnya.

"Ayo makan bang sini gabung, dari pada bengong-bengong aja di situ sendiri, udah kaya sapi ompong! Pasti suka deh kalo udah nyobain makanan Mak Nemi, tenang bang nanti mamih yang bayarin," goda Ratna, matanya melirik ke arah Olga. Kaki Olga menendang kaki Ratna.

"Duh! Sakit kaki gue elo tendang, ampun mih ... Mamih edan!" wajah Ratna meringis, ia usap-usap kakinya. Nathan tersenyum lebar melihat gelagat Ratna karena ditendang Olga.

"Lo pikir, gue pohon duit? Enak aja elo bilang gue yang bayarin, terbalik oneng! Dia yang suruh bayarin kita orang dasar, Mak Lampir!" Olga lirik jajanan Mak Nemi yang ada di depan matanya. "Mak mau itu lagi tolong Mak," ia minta Mak Nemi nambahin kangkung rujak sama ceker merconnya seraya menjilati jari-jari kanannya.

"Siap, mamih Olga." Mak Nemi dengan sigap melakukan perintah Olga.

"Huuuuhhhh ... Dasar, Mak Lampir!" semua yang ada di beranda menyoraki Ratna, Mak Nemi dan Nathan tertawa kecil. Olga cekikikan denger yang lain menyoraki Ratna.

"Tau elo, dasar Mak Lampir! Emang Si Olga pohon, duit? Elo aja yang bayarin Si Abang itu dari tadi juga elo godain dia terus, elo samperin sono mumpung masih di situ orangnya tuh!" timpal Yanti, ia menyulut rokok marlboronya dan menghisapnya.

"Siapa yang godain, abang ganteng itu? Lagian kaya gak tau aja, gue suka godain cowok doang! Mana mau dia sama gue yang idungnya blesek begini, kaya keinjek kebo! Awas elo pada kalo minta bantuan sama gue, gak akan gue bantu! Liatin aja, bukannya belain gue dari Si Mamih malah nyorakin gue, sue!" celoteh Ratna seraya mengikat rambut panjangnya yang mekar kaya sarang burung.

"Ya ampun, ketawanya enak banget Si Cantik Yang Galak. Matanya ilang kalo dia ketawa, imutnya ... Kok pada manggil dia mamih sih emang dia mamihnya di sini, atau itu panggilan akrab teman-temannya sama tuh, cewek galak? Penasaran juga jadinya sama tuh cewek galak yang satu, itu! Ajak kenalan jangan, ya? Tapi aku malu mau ajak dia kenalan, btw ada faedahnya juga aku ke sini anter temanku hari ini, kalo aku gak anter temanku mana bisa aku ketemu dan lihat Si Cantik Yang Galak, yang udah bikin jantung aku berdebar-debar. And I'm falling in love with her, dan aku terpukau olehnya." Nathan jadi salah tingkah dan kebingungan sendiri, dia sedang memikirkan bagaimana caranya agar bisa berkenalan dan mendapatkan nomer telepon Olga.

"Abang ganteng, woy ... Dicariin nih sama eneng Ratna, katanya mau gak jadi pacarnya? Kalo mau ntar malam minggu jalan katanya, ngedate!" goda Yanti, Olga melirik ke arah Nathan dan mata mereka saling beradu lagi. Nathan tersenyum manis ke arah Olga begitu pun dengannya.

"Manis banget sih senyumnya cewek galak ini, macan (manis dan cantik). Bener-bener sempurna!" batin Nathan yang tidak henti-hentinya memuji Olga dalam hatinya, ia terpesona.

"Iya nih bang, katanya juga Ratna suka sama abang ganteng! Suruh ke sini abangnya jangan di situ aja sendiri, atau mau Ratna yang ke situ?" sambung Yuni, Ratna membungkam mulut Yuni yang latah.

"Bohong abang ganteng jangan didengerin omongan anak-anak, mereka mah orang gila semua!" Yuni melepaskan tangan Ratna dari mulutnya dengan sepenuh tenaga, ia menendang kaki Ratna karena refleks latahnya disuruh sama yang lain.

"Ntar tendang lagi aja Yun kalo Si Ratna bungkem mulut elo lagi, sikat! Apa perlu gue, bantuin?" Yanti beranjak menghampiri Yuni dan menggodanya, ngerjain dia karena latahnya udah parah abis.

"Peluk-peluk Si Ratna, cepet!" goda Yanti, dengan cepat Yuni memeluk Ratna.

"Apa sih elo Yanti pea, kenapa malah godain Si Yuni? Kan kasian, peluk tuh Si Yanti cepetan!" Yuni berputar balik ke arah Yanti, tanpa aba-aba lagi Yanti langsung lari ke dalam mess masuk ke kamarnya dan Yuni mengejarnya.

"Kasian jangan elo orang godain aja Si Yuni, baru mau makan tuh bocah! Udah-udah jangan pada ngerjain Si Yuni lagi, ntar gue getok nih! Mak, berapa semuanya mau dibayar hari ini atau besok?" tanya Olga setelah menghabiskan semua jajanannya, semua teman Olga langsung diem dan berhenti godain Yuni.