Chereads / Unpredictable Thing / Chapter 17 - Tatapan dari Sisi Yang Berbeda

Chapter 17 - Tatapan dari Sisi Yang Berbeda

Clemira tampak mempertimbangkan hal tersebut.

"Iya sih gak seru kayaknya kalau gak ada bang Alvan. Ya udah deh ntar aja aku ke sana bareng bang Alvan," ucap Clemira.

"Tapi kalau kamu udah laper, kita take away aja makanannya. Gak apa-apa kita tetap ke sana tapi take away aja. Gimana? Takutnya nanti kamu sakit perut," ucap Adnan.

"Nanti repot bang. Udah gak apa-apa nanti aku makan apa adanya aja deh. Kayaknya juga aku capek banget hari ini. Jadi pengen cepat-cepat sampai rumah aja deh," ucap Clemira.

"Ya udah kalau gitu. Tapi nanti kalau tiba-tiba di jalan kamu berubah pikiran, langsung ngomong aja ya. Jangan sungkan," ucap Adnan.

"Dih kapan sih aku pernah sungkan sama bang Adnan? Wkwk," ucap Clemira bercanda.

"Tuh kan kamu mulai lagi. Hmm hmm," ucap Adnan dengan kedua alisnya yang naik turun.

Clemira tertawa geli.

"Wkwk. Udah ah bang ayo pulang. Rasanya aku capek banget hari ini. Hoam," ucap Clemira sedikit menguap.

Adnan menarik nafasnya lalu menghelanya. Ia lalu membukakan pintu mobil untuk Clemira.

"Baiklah tuan putri silakan masuk," ucap Adnan.

Clemira tersenyum.

"Makasih sopirku. Wkwk," ucap Clemira.

Clemira lalu duduk di jok depan sebelah pengemudi.

Adnan tersenyum terpaksa lalu mengusap dadanya.

"Sabar sabar," ucap Adnan.

Clemira hanya tertawa geli melihat hal tersebut. Adnan lalu bergegas memasuki mobil lalu melajukannya meninggalkan sekolah Clemira.

Tanpa mereka sadari, interaksi mereka tidak lepas dari beberapa pasang mata yang sejak tadi terus mengawasi dan memperhatikan mereka.

Dan bahkan ada yang menunjukkan sorot mata tajam dan tangan yang terkepal di sana.

....

Rizan menggeram tertahan menatap Clemira memasuki sebuah mobil dengan seorang lelaki yang terlihat begitu akrab.

Ia lalu melanjutkan laju kemudi mobilnya.

.....

Ryan menatap kepergian Clemira yang pergi dengan Adnan.

Dan saat Ryan baru saja akan melajukan motornya, mobil Rizan bertepatan dengan itu melewati dirinya dengan laju yang pelan.

Rizan menurunkan kaca mobilnya dan melemparkan tatapan tajamnya pada Ryan.

Ryan tak tinggal diam. Dia juga balik menatap tajam Rizan dengan berani.

Hanya beberapa detik saja karena setelah itu Rizan langsung menaikkan kecepatan laju mobilnya dan meninggalkan sekolah.

Tak lama Ryan pun ikut meninggalkan sekolah.

....

Tanpa disadari, sejak tadi Rafka ternyata sedang memperhatikan pergerakan Rizan.

"Lo akan terjebak dengan permainan yang lo buat sendiri nantinya, Zan."

Setelah mengatakan hal tersebut, Rafka lalu melajukan mobilnya meninggalkan sekolah.

....

Mobil Adnan pun berhenti tepat di depan rumah Clemira.

Clemira lalu melepas seatbeltnya dan tersenyum pada Adnan.

"Makasih ya bang karena dua hari ini abang sudah mau direpotkan sama aku. Maaf banget kalau mengganggu pekerjaan abang," ucap Clemira.

"Gak ganggu kok Cle. Lagi pula abang ini kan bossnya jadi ya terserah abang dong mau pergi dan masuk kapan aja ke kantor itu," ucap Adnan.

"Sombong mentang-mentang abang bos. Iya deh bang Alvan cuma pegawai doang di kantor itu. Bang Alvan bukan bosnya makanya dia gak bisa sesuka hatinya di sana," ucap Clemira.

"Abang kamu sih bandel. Padahal kan udah abang ajakin untuk kerja di kantor abang. Eh tapi dia gak mau. Padahal kan kalau dia kerja di kantor abang, dia gak harus kerja sekeras itu."

Adnan mengendikkan bahunya. Clemira tampak diam sejenak memikirkan hal tersebut.

"Mungkin bang Alvan gak mau ngerepotin abang karena selama ini kan abang udah banyak banget membantu keluarga kami. Jadi mungkin bang Alvan gak mau lagi ngerepotin abang," ucap Clemira.

"Ah ya udah lah Cle. Kita masuk yuk. Abang haus nih," ucap Adnan.

"Lho abang gak langsung balik ke kantor?" tanya Clemira.

"Duh nanggung. Gak deh Cle. Abang mau temenin kamu aja di rumah ini. Ayo Cle kita masuk," ucap Adnan.

Clemira pun mengangguk. Mereka lalu ke luar dari mobil dan melangkahkan kaki mereka memasuki rumah.

"Abang tunggu sebentar ya. Cle mau bersih-bersih dulu. Minumnya ambil aja di kulkas ya bang," ucap Clemira.

Adnan pun mengangguk.

"Oke beb," ucap Adnan.

Clemira memutar bola matanya malas.

"Abang kalau ngomong gitu di depan bang Alvan, bisa dihajar abang."

"Apa sih Cle. Kan bercanda. Udah sana kamu bersih-bersih. Nanti kita nonton tv," ucap Adnan.

Clemira mengendikkan bahunya. Ia lalu beranjak ke kamar meninggalkan Adnan.

....

Rizan pun tiba di rumah. Ia lalu turun dari mobilnya dan berjalan sedikit tertatih memasuki rumahnya.

Saat dirinya baru saja masuk, seorang maid yang melihat Rizan seperti itu pun dengan cemas menghampiri Rizan.

"Mas Rizan kenapa mas?" tanya maid cemas.

"Gak ada. Buatkan saya susu hangat lalu antar ke kamar," ucap Rizan.

Maid pun mengangguk.

"Baik mas. Mau bibi bantu ke kamar?" tanya maid.

Rizan menggeleng.

"Gak perlu."

Rizan dengan ekspresi ketusnya lalu berjalan meninggalkan maid begitu saja.

Tak lama setelah Rizan pulang, Rafka pun juga pulang. Maid lalu menghampiri Rafka untuk menanyakan tentang Rizan.

"Mas Rafka, tadi mas Rizan baru saja pulang. Tapi jalannya sedikit tertatih. Dia juga sepertinya merasa kesakitan pada perutnya," ucap maid.

Rafka hanya diam lalu beranjak begitu saja dari sana tanpa menjawab ucapan maid tersebut.

Maid menghela nafasnya panjang. Ia lalu menggelengkan kepala kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan susu hangat untuk Rizan.

.....

Clemira dan Adnan kini sedang menonton film di ruang televisi di rumah Clemira.

Acara nonton tersebut ditemani dengan cemilan dan juga minuman dingin.

Ketika itu, Clemira tiba-tiba saja merasa kantuk menghampiri dirinya.

"Hoam."

Clemira menguap dengan mata yang setengah terbuka.

"Bang, Cle merasa kantuk nih. Cle tinggal tidur gak apa-apa ya bang," ucap Clemira.

"Ya udah kamu tidur aja di sini. Nanti kalau abang kamu pulang, abang akan bangunin kamu."

Adnan menepuk paha sebelah kirinya.

"Gak mau ah nanti abang usilin."

Tolak Clemira yang terus saja menguap.

"Ya Allah dek enggak lah. Mana mungkin abang usilin kamu yang sedang tidur. Udah tidur aja," ucap Adnan.

"Hmm ya udah deh. Tapi janji ya jangan diusilin."

Clemira kembali memperingati Adnan dengan wajah seriusnya yang justru membuat Adnan menahan senyumnya.

"Iya dek ya Allah. Udah kantuk juga masih aja begitu. Heran."

Adnan geleng-geleng kepala melihat Clemira. Dikarenakan dirinya sudah begitu mengantuk, akhirnya Clemira pun tidur begitu saja dengan kepalanya berbantal paha kiri Adnan.

Melihat wajah damai Clemira yang sedang tertidur, tanpa sadar sudut bibir Adnan terangkat.

"You are so beautiful, Cle."

Adnan berucap sembari terus menatap wajah Clemira yang sedang tertidur.

Ketika sedang menatap wajah Clemira yang sedang tertidur nyenyak tersebut, ponsel Clemira yang berada di atas meja pun tiba-tiba saja berbunyi.

.......