Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Seakan sesuatu tersangkut di tenggorokan, kata-kata itu hilang begitu saja.
"Pertama kalinya Mama memarahiku, saat aku hampir saja tertabrak mobil. Bermain riangnya, berlari hingga ke tengah jalan dan hampir saja tertabrak. Aku bisa lihat, tatapan mata Mama yang marah dan pukulannya itu. Mama sangat khawatir sekali."
Lucy meneguk segelas anggur. Terkekeh mengingat masa kecilnya.
"Aku tidak tahu kenapa, setiap Mama marah padaku, melihat aku selalu berbuat ulah dan masalah dimana-mana. Mama yang paling pertama memarahiku, dengan semua kata-kata menyakitkannya, tapi membuat aku cukup bahagia."
Setelah mengeluarkan semua keunek-unekan, seakan tengah mendengarkan curahan isi hati.
"Karina, kakak selalu sayang sama kamu. Kakak cuma berharap, kamu dapat pendamping yang tulus mencintaimu, tulus menerimamu apa adanya."