Pak David hanya menghela napas, melihat tingkah dua muridnya yang selalu berbuat ulah. Lucy yang selalu jail dan mencari keributan, dan Ansel yang mudah terprovokasi.
"Kalian berdua ini, bisa enggak sih, enggak ribut di sekolah? Kalian ini benar-benar cocok. Kalau Bapak mau, Bapak jodohin kalian berdua ini."
Lucy dan Ansel saling melempar pandangan. Di jodohin sama cowok menyebalkan seperti ini. Bagaikan petir yang menyambar di siang hari, Lucy merasa jijik dan tidak setuju.
"ENGGAK MAU!"
Lucy dan Ansel serempak mengatakan tidak.
"Lihat kan, kalian memang jodoh," kata Pak David.
"KAMI TIDAK JODOH!"
"Ya sudah. Kalau begitu, Bapak hukum kalian berdua, pungutin sampah di lapangan dan halaman sekolah."
"Tapi, Pak…" Ansel protes.
"Tidak ada tapi-tapi."
Mendapat omelan dan sekarang, hukuman memungut sampah. Lucy memandang nasib dirinya yang selalu mendapat hukuman, hukuman yang tak terhitung menggunungnya.