Begitu hangat dan menenangkan. Seluruh tubuh Galerna begitu hangat, tidak ada lagi aura dingin menusuk sekujur tubuhnya, ilusi dan buaian mimpi yang terus bermunculan di kepalanya mulai memudar, yang hanya di rasakan kini. Sentuhan lembut di kening, memberikan kehangatan yang menenangkan. Perlahan-lahan mata biru cerah Galerna terbuka. Matanya sedikit menyipit, menyesuaikan cahaya yang tertangkap matanya. Sosok lain berada di samping, raut wajah tenang dan tatapan mata yang meneduhkan hati.
"Arsene!" ujarnya lemah.
Kedua tangan Arsene yang bercahaya lembut mulai menghilang, setelah melakukan penyembuhan dasar. Galerna mendudukan dirinya di atas ranjang, melihat sekeliling ruangan yang begitu asing.
"Kamu tidak sadarkan diri seharian penuh. Aku membawamu kepenginapan di kota Dahara," ujar Arsene menjelaskan.