Sesampainya di gerbang sekolah. Mama dan Ayah tidak lupa mencium dan memeluk Kak Adria dan Nathan. Nathan sebisanya memaksakan diri tersenyum di hadapan Mama dan Ayah, tetapi, pergolakan batinnya. Sepanjang pelajaran, Nathan tidak begitu fokus dalam belajar.
Sampai bel istirahat. Nathan lebih memilih menyendiri di ayunan, tidak ikut bermain dengan anak-anak sebayanya di taman bermain.
"Nathan ini."
Melihat Kak Adria membawa susu kotak coklat kesukannya, Nathan menerima susu coklat dan menyedotnya.
"Tanpa kamu cerita, kakak tahu apa yang membuat adik kakak yang menggemaskan ini cemberut saja dari tadi," kata Kak Adria mencubit pipi gembul Nathan.
"Kak," rengek Nathan manja.
"Ia, ia. Ceritakan pada kakak."
"Dengan kita tinggal di rumah Ayah, apa sudah benar kak?" tanya Nathan, mulai murung.
"Nenek sihir dan Bibi jahat itu ya?"
Nathan mendongak, seperti tahu lagi apa yang di pikirkannya.
"Nenek dan Bibi, sepertinya tidak menyukai kita dan Mama, kak."