Meeting telah berakhir. Silva memegang bahunya yang kaku, seharian ini, mempersentasikan dengan sangat baik. Membuat semua para petinggi dan klien di buat terpukau dengan kepintaran Silva yang mampu memikat para fendor perusahan lain.
Tapi, memikirkannya lagi. Silva memilih mengikuti mendiang ayahnya, menjadi Spirit Magis, dibanding normal seperti ini. Sayang, ibunya tidak setuju dan ibunya hanyalah orang normal.
"Berjalan dengan baik."
Seorang gadis berambut ikal pendek, membawa secangkir teh.
"Terima kasih, Lola."
Silva menyeruput teh yang sudah di buat sahabatnya ini.
"Oh, aku hampir lupa. Aku ke ruanganku dulu."
"Memang ada apa?" tanya Lola Adlai penasaran.
"Ah, aku belum memperkenalkannya padamu."
Silva dan Lola berjalan ke ruang kerja Silva yang berada di lantai lima puluh. Sesampainya di ruang kerja Silva yang luas dan megahnya. Silva mengambil sebuah kandang hewan mini, memperlihatkan kucing baru yang diberi nama Bubu.
"Ini, Bubu."