Galerna mengangguk pelan, tidak terlalu memperdulikan kecemasan Arsene di balik wajah tampan pemuda itu yang tidak terlihat ada ekspresi apapun. Galerna terbang, mengejar sosok berjubah tadi yang terbang ke arah lain. Sedangkan Arsene. Kedua tangannya mengeluarkan cahaya lembut, mengarahkannya pada luka Razzel yang mengangah di dada, dengan darah masih mengucur tiada henti.