(Lucius Samanta)
Gerakan yang sangat cepat, Dorma menahan belati ku yang terarah padanya, menahan dengan pedang besarnya. Suara dentingan saling beradu satu sama lain, tidak akan memberi kesempatan untuk Dorma melancarkan serangan balik. Tanah yang aku pijak merekah, aku segera melompat ke belakang, begitu juga aku selain menyerang Dorma. Melemparkan belati yang dialiri petir ke arah ular yang melilit tubuh Ryan.
Ular itu tersengat petir dan terpaksa melepaskan Ryan, muridnya jatuh ke tanah. Tapi aku yakin, melihat Ryan yang baik-baik saja, hanya saja kekuatan spiritnya terkuras, tidak bisa lagi bertarung. Tinggal aku seorang yang harus melawan Dorma dan Minerva, selain itu, Minerva begitu tertarik dengan Ryan. Tidak tahu apa maksud tujuan wanita itu yang terus mengejar Ryan.