(Noah Chandra)
Aku masih terpikirkan dengan perkataanya Yuki. Dia takut dengan monster yang akan menyakitiku. Monster apa? Aku pun tidak tahu. Tapi, entah mengapa, belakangan ini aku merasakan ada yang aneh pada diriku sendiri, sesuatu yang menyakitkan yang membuatku sakit sekali. Aku juga tidak tahu apa maksudnya. Terlalu di pikirkan membuat kepalaku sakit saja.
Karena Yuki sudah mau di ajak bermain. Aku dan keempat bocah-bocah ini bermain di lapangan dekat sekolah. Lapangan ini tidak begitu luas dan bertanah kecoklatan, gawang yang di buat dari kayu. Karena berlima, Yuki yang menjadi wasit. Aku bersama Seno menjadi satu tim, dan Ari bersama Bima.
"Ok. Seno, kita kalahkan tim Ari."
"Pasti kita yang menang kak." Kata Seno antusias.
"Tentu saja." Aku berbangga diri dengan kemampuanku bermain bola.
"Eh, kami enggak percaya kalau Kak Noah bisa main bola."