(Clarissa Lim)
"LO, BAWA GUE KE TEMPAT APA INI?" Aku berteriak marah, menatap nyalang orang di balik topeng wajah. Bukannya menjawab, orang itu malah tertawa.
Tanganku terkepal erat, aku menerjang orang itu yang tengah duduk di tas kursi. Kursi yang di duduknya terbanting ke lantai, dengan aku yang menimpa badannya. Tidak bisa menahan emosi yang meluap-luap, aku luapkan dengan menghajar dan memukul dada orang itu, sampai-sampai tanganku berdarah. Aku belum puas melampiaskan kemarahan. Aku membuka topeng wajah itu, ingin melihat orang yang bersembunyi di balik topeng wajah itu.
Mataku membulat terkejut, melihat wajah orang bertopeng itu yang sebenarnya palsu. Aku hanya menghajar sesosok mayat yang telah lama mati. Padahal aku yakin sekali, orang yang aku hajar itu masih hidup. Aku bisa merasakan napasnya, aku bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak tenang. Tapi, yang aku lihat saat ini hanyalah mayat.
"Sebaiknya kamu tenang dulu, dari pada emosi."