Air mata Azka tiba-tiba jatuh di pipinya. Dadanya sesak dan terasa sakit, tapi ia tidak mengerti kenapa dia bisa merasakan hal seperti itu.
Ayu tersenyum licik saat melihat air mata Azka. Ia menduga kalau Azka mulai tersiksa.
"Profesor ... Jangan bengong terus! Ayo main!" Kata Ayu sembari menarik lengan Azka.
Azka mengikuti Ayu dengan patuh tanpa mengatakan apa pun.
Ayu memaksa Azka untuk bermain sampai Azka merasa pusing.
Setelah selesai bermain, Ayu mengajak Azka menuju ke toko yang menjual berbagai macam barang lucu.
"Kenapa kamu melakukan ini?" Tanya Azka sembari menatap tajam ke arah Ayu.
"Astaga ... Mainan kelinci ini lucu banget ..." Ucap Ayu dengan girang tanpa memperdulikan pertanyaan Azka.
Azka menarik napas dalam untuk menahan emosinya. Padahal ia ingin sekali mencekik leher Ayu. Tapi, ia masih menahan diri karena banyak orang di tempat itu.