Tanpa mengatakan apa pun lagi, Azka berdiri lalu pergi meninggalkan ruangan Arya.
'Melihat sikapnya yang tidak pernah berubah membuatku mempertanyakan hubungan kedua orang tuaku dengannya. Aku dan adik terakhirku sangat hangat dan manusiawi. Tapi, dia tidak seperti manusia. Apa karena dia lebih cerdas dari kami sehingga dia seperti ini? Ayah walaupun dingin, tapi Ayah masih bisa diajak bicara dengan santai. ' Batin Azka dengan kesal.
Kesabaran Azka selalu diuji setiap kali berhadapan dengan Arya. Tapi, ia lagi-lagi harus memaklumi karena bagaimanapun juga Arya adalah adiknya.
Setelah itu, Azka meninggalkan area Puskesmas dengan cepat karena dia harus segera sampai di Mataram. Tidak lupa Azka menghubungi Ibunya untuk memberitahukan kabar Arya.
Sementara itu, Arya keluar dari ruangannya karena ia harus memeriksa beberapa pasien yang sedang dirawat inap.
"Dokter Arya ..."
Arya berhenti lalu menoleh. "Ada apa?"