"Yah, terima kasih kak Vincent," angguk Obelia, masih tersenyum sebelum ekspresinya seketika berubah muram. Sadar jika Vincenzo terus mengabaikannya sejak tadi, bahkan ia bisa merasakan kesedihan sekarang.
Vincenzo menarik nafas kuat, menatap wajah murung Obelia. Dan entah mengapa Vincenzo merasa terbebani kini. Haruskah ia melakukan hal yang benar-benar tak di inginkannya? Itu bukanlah dirinya, namun mengapa ia memikirkannya? Sedang ia bisa saja menolak, langsung mengatakan tidak, dan menyuruh Obelia untuk berhenti. Vincenzo adalah tipe yang tak menyukai paksaan dan juga tekanan. Namun apa yang terjadi dengannya sekarang? Ia terus berfikir, tanpa menyadari jika semakin hari ia semakin dewasa, begitu juga dengan pemikirannya yang lebih memilih untuk mempertimbangkan banyak hal, berbeda dengan ia yang dulu.
"Aku bukan pria yang tepat untukmu!" balas Vincenzo mengusap pucuk kepala Obelia.
