Chereads / VINCENZO_ELLEANOR / Chapter 16 - Greenwich Village

Chapter 16 - Greenwich Village

"Lalu apa tujuan anda tetap menahannya? Jika anda tidak bisa membuatnya luluh kepada anda?" tanya Mozha Filippo masih tak mengerti isi pikiran Vicenzo Squire.

Tersenyum. "Aku akan membuatnya luluh padaku Mozha, itu sudah pasti. Akan aku pastikan jika ia akan bergantung padaku. Kau bisa melihatnya. Ia akan luluh dan merasa jika hanya aku yang berhak memilikinya." jawab Vincenzo Squire.

"Yah, aku tahu. Anda pasti bisa melakukannya. Aku hanya minta kepada anda, jangan membuatnya menjadi takut kepada anda, aku harap anda tidak melupakan satu hal yang penting tuan muda, suatu waktu ingatan nona muda akan kembali, kita tidak bisa terus memberinya obat. Dan kau tahu akibatnya jika itu terjadi. Kemungkinan besar nona muda akan meninggalkan tempat ini dan mencari kedua orang tuanya."

Mozha Fillipo mencoba untuk mengingatkan. Sebab ia merasa jika sampai saat ini Alpha Shaqille dan Aranka Demetria pasti masih mencari keberadaan putri mereka yang di anggap hilang beberapa tahun lalu akibat kecelakaan mobil. Bahkan mungkin tak hanya mereka. Keluarga besar Elvern dan Carden pasti ikut membantu, begitu juga dengan keluarga Anderzon dan Chysander yang sudah menjadi kerabat dekat mereka. Dan tak menutup kemungkinan, keluarga Osvaldo sendiri juga pasti akan membantu. Dan entah apa yang terjadi jika mereka semua mengetahui jika ternyata selama ini seorang putra tunggal dari Charles Beall Osvaldo lah yang telah menculik dan menyembunyikan seorang putri tunggal dari keluarga Elvern yang tak lain kerabat dekat mereka sendiri.

Mozha Fillipo menarik nafas panjang. Bahkan ia masih belum bisa melupakan ketika mereka menemukan mobil keluarga Elvern dalam keadaan rusak parah dan istri juga pengawal dari seorang Alpha Shaqille yang sedang sekarat, begitu juga dengan seorang gadis kecil berlumuran darah yang terus menangis di samping ibunya.

Hingga Vincenzo Squire memutuskan untuk membawa gadis kecil itu pergi dan menyembunyikannya di Hava Supai selama bertahun-tahun usai sengaja menghilangkan ingatannya. Hingga kini, di saat gadis kecil itu sudah berusia tujuh belas tahun.

"Anda harus selalu siap dengan segala kemungkinan itu,"

"Tidak Mozha!! Kita akan terus memberinya obat, Clementi tidak akan pergi kemanapun, dia milikku!!" balas Vincenzo Squire membalikkan tubuh dan menatap Mozha Filippo tajam menikam. "Clementi adalah milikku!!" ulang Vincenzo Squire menekankan kata 'milikku' di akhir kalimatnya.

"Aku tahu tuan muda." angguk Mozha Filippo. "Waktunya kembali ke Greenwich Village, di akhir pekan Anda akan bertemu klien, kita butuh persiapan." balas Mozha Fillipo ingin mengakhiri obrolan dan pembahasan mereka kali ini.

"Yah," angguk Vincenzo Squire kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

Sedang di lantai satu, nampak Elleanor Allmora yang masih sesegukan sambil mengobati luka Reberta.

"Nona muda, berhentilah menangis, aku tidak apa apa, sungguh." bujuk Reberta yang sudah tak bisa berbuat apapun untuk meredakan tangis Elleanor Allmora.

"Tuan muda pria yang begitu jahat, psikopat gila, dia seperti iblis keparat, aku membencinya." maki Elleanor Allmora mengusap air matanya.

"Tidak nona, tuan muda bukan pria yang jahat dan semacamnya, dia hanya tidak suka pembangkang. Dan... "

"Apa bedanya? Lihatlah, apa yang sudah ia lakukan padamu dan Celio, ia bahkan tega melukaimu."

"Ini adalah hukuman nona,"

"Tapi aku tidak suka jika ia terus menggunakan kekerasan kepada kalian, dia psikopat gila, aku tidak menyukainya." protes Elleanor Allmora kembali mengusap air matanya.

"Berhenti menangis." ucap Vincenzo Squire dari atas tangga lantai dua. Menatap Elleanor Allmora yang langsung memeluk Reberta karena terkejut dan ketakutan.

"Reberta, kita berangkat sekarang." sambung Mozha Fillipo yang baru turun dari tangga, menyusul Vincenzo Squire yang langsung menarik lengan Elleanor Allmora, melangkah dengan langkah panjangnya menuju keluar, mengabaikan gadis itu yang terus meringis sehjak tadi akibat cengkraman keras di lengannya.

"Aku bisa jalan sendiri." ucap Elleanor Allmora berusaha melepaskan cengkraman tangan pria itu, meski ia tahu jika itu adalah hal yang sia-sia.

"Aku tahu," balas Vincenzo Squire masih mencengkram lengannya kuat, bahkan tak berniat melepaskannya.

"Lepaskan, anda menyakitiku tuan," proters Elleanor Allmora kesulitan mengikuti langkah panjang Vincenzo Squire.

"Maka kau harus terbiasa!" balas Vincenzo Squire membuka pintu mobil.

"Terbiasa? Apa menyakitiku bisa membuatmu bahagia tuan? Anda sungguh..."

"Masuk!" potong Vincenzo Squire usai membuka pintu mobil.

"Tapi... Aku ingin bersama Reberta." balas Elleanor Allmora yang masih berdiri di sana, tak bergerak sedikitpun.

"Kau akan bersamaku Clementi! Di mobil ini. Berdua." balas Vincenzo Squire mengangguk ke arah mobil sekilas sebelum kembali menatap tajam ke arah Elleanor Allmora, hingga membuat gadis itu tak berkutik, dan langsung masuk kedalam mobil.

Bahkan terkejut saat Vincenzo Squire menutup pintu mobil tersebut dengan sangat keras, sebelum duduk di belakang kursi kemudi.

"Apa kita hanya berdua saja? Di mana Celio?" tanya Elleanor Allmora tak nyaman berada di samping Vincenzo Squire.

"Berhenti bertanya dan diam d tempatmu," balas Vincenzo Squire memasangkan seatbelt ketubuh Elleanor Allmora yang seketika menahan nafas oleh rasa terkejut, ketika wajah Vincenzo Squire begitu dekat dengan wajahnya, ia bahkan bisa merasakan hangatnya nafas pria itu di wajahnya.

"A-pa yang a-nda lakukan?" tanya Elleanor Allmora nampak tak suka.

"Menurutmu?"

"Aku bisa... " kalimat Elleanor Allmora terhenti dan langsung memegangi Hand Grip saat mobil tiba tiba melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan villa.

"Hei... Bisakah Anda perlahan? Anda mengejugkanku!" protes Elleanor Allmora, namun di abaikan oleh Vincenzo Squire yang tak berniat memelankan laju mobilnya, menyusul mobil Mozha Fillipo dan di sana ada Reberta dan Celio. Menyisahkan Antony yang masih berdiri di depan gerbang. Juga Ethan Sharos yang sejak tadi berdiri di balik pohon untuk melihat Elleanor Allmora pergi.

"Semoga kamu baik baik saja Azurri, aku akan menyusulmu." ucap Ethan Sharos tak mampu menyembunyikan kesedihan hatinya.

* * * * * *

GREENWICH VILLAGE.

KEDIAMAN VINCENZO SQUIRE.

Mobil terparkir di halaman sebuah hunian mewah yang malam itu sedang turun hujan, bersamaan dengan Vincenzo Squire yang keluar dari mobil, mengintari dan membuka pintu mobil di seblanya, hingga beberapa detik kemudian ia terlihat menggendong tubuh Elleanor Allmora yang sepertinya tertidur lelap usai melewati perjalanan panjang mereka.

Melangkah masuk kedalam kamar yang sudah di siapkan, tepat di lantai dua, dekat kamar Vincenzo Squire sendiri. Merebahkan tubuh Elleanor Allmora dengan perlahan sebelum menutupinya dengan selimut hangat dan mematikan lampu duduk hingga menyisahkan string ligh yang menghiasi dinding kamar yang nampak mewah dan elegan. Dengan segala fasilitas yang lengkap.

"Apa nona muda tidur?" tanya Mozha Fillipo saat melihat Vincenzo Squire turun dari tangga sambil membuka mantelnya.

"Yah," angguk Vincenzo Squire duduk di atas sofa, menyandarkan tubuh sambil memejam, sebelum suara ponsel berdering di dalam saku celana jeansnya.

***

Bersambung.