Stella pun turun dari taksi itu setelah membayar tagihannya. Dengan gugup dirinya melangkah setelah melihat lampu kerlap-kerlip dengan indahnya memendar.
Banyak orang yang datang, dengung dan suara. saat itu Stella berharap agar dirinya bisa bertemu dengan Bastian. Akan tetapi sayangnya dia tidak menemukan siapa pun, kecuali hanya Darren yang sibuk bekerja.
Saat bertemu dengan Stella, Darren pun menyapa. "Stell?"
Darren tidak berubah semenjak terakhir kali Stella bertemu dengannya. Darren masih selalu saja berdiri dengan celemek di pinggang, siap membawa nampan untuk mengantarkan beberapa pesananan pelanggan, sementara Stella menjadi pelanggan di kafe itu malam itu, diliputi kesedihan.
Tak sengaja Stella melihat bayangannya sendiri di cermin. Dia masih dua tahun yang lalu ketika dia masih terlalu lugu dan takut untuk menjadi jahat. Akan tetapi sekarang dirinya sudah berubah drastic, dan melihat dirinya dengan gaya yang aneh.
