"Sebenarnya aku mau saja les kalau itu bisa meringankan bebanku untuk menghapal semua materi. Kalau les aku bisa mengerucutkan beberapa materi kan karena biasanya tutor lebih berpengalaman. Tapi yeah, ayahku tidak mau membiayaiku untuk les. Prinsipnya adalah mendapatkan sebanyak-banyaknya dariku dengan modal serendah-rendahnya. Bahkan mungkin dia keberatan kalau membiayaiku sekolah." Stella mengatakan itu dengan sangat tegar, tergambar jelas di wajahnya. Akan tetapi matanya menyiratkan sebuah kesakitan, sebuah perasaan tidak adil yang mendalam.
Bastian yang mendengar itu tertegun. Dia ingin menimpali akan tetapi dia tidak tau bagaimana. "Kenapa ayahmu begitu, Stell? Kesannya…."
"Hitung-hitungan," sela Stella tanpa filter. Sudahlah, dia akan bicara apa saja jika di depan Bastian karena Stella tau bahwa Bastian tidak akan menilainya tiba-tiba dengan sekenannya.